Pemandangan

Pemandangan
Iwan Fals (1996)

Lagu Iwan Fals yang tidak pernah dikomersilkan. Dibawakan pada Jambore Wisata Tahun 1996 di Pantai Malingping Banten.

Melihat ke depan melihat ke belakang
Melihat ke kiri melihat ke kanan
Melihat ke atas melihat ke bawah
Kapan aku melihat diriku ?

Didepan harapan dibelakang masa lalu
Di kiri jurang di kanan pun jurang
Di atas langit di bawah tanah
Kapan aku melihat diriku ?

Pemandangan membuat aku cemburu
Pemandangan membuat aku terharu
Pemandangan membuat aku malu
Pemandangan membuat aku semakin tak tahu

Tak melihat aku buta
Tak melihat aku tak mau
Aku ingin melihat yang tak terlihat
Ach … Sok Tahu !!!

makasih Fendi


Serdadu Dan Kutil

Serdadu Dan Kutil
(Iwan Fals)


Ini adalah lirik lagu Iwan Fals yang belum pernah dikomersilkan. Pernah dibawakan di panggung UGM, Mei 1998.

Sibuk bikin kabinet
Rakyat lagi kegencet
Ekonomi kepepet
Terpaksa jadi jambret

Maklum susah, Bung !
Daripada ngelamun
Maklum pusing, Bung !
Sidang di dapur umum

Wakil rakyat bahenol
Perutnya ngejendol
Pintar-pintar bikin dogol
Lagi hobi ngebanyol

Si bos Marsinem
Ngentitnya pilih kasih
Ngerokok dulu ah
Baru ngebanyol lagi

Bikin feeling kabinet
Komisi jangan ngaret
Isinya kecil-kecil

Hampir sebesar kutil
Kutil, kutil, kutil
Hidup kutil !

makasih buat Ricky


Artikel Iwan Fals di Hai 1989

Dokumentasi artikel Iwan Fals yang di scan dari majalah Hai bulan Juni tahun 1989. Sebuah artikel tentang pembatalan tour konser Iwan Fals ke 100 kota.

Klik gambar untuk memperbesar.





terima kasih buat kawan kita dOel


Kata Kata

Kata Kata
(Iwan Fals)

Lagu Iwan Fals yang ini belum pernah dikomersilkan.

Kata-kata indah banyak bertebaran
Hampir setiap hari kita baca dalam koran
Hanya kata-kata bukan kenyataan
Tinggal kata kita memaki persetan !

Perlahan namun pasti tak peduli lagi
Menguak menghilang rasa hormat pada kata-kata
Apakah ini pertanda bencana ?
Kata indah berbisa berbusa-busa

Aku hanya diam tak bisa bicara
Aku hanya diam menyaksikan kejadian yang tak masuk di akal

Lalu mencoba berkaca
Pada kata kusandarkan kata-kata
Karena kita memang tak mungkin tak berkata-kata

makasih Fendi


Semut Api Dan Cacing Kecil

Semut Api Dan Cacing Kecil
(Iwan Fals)

Sering Iwan Fals menggunakan fabel dalam lagu-lagunya untuk menggambarkan kehidupan yang sedang terjadi di sekitarnya. Sebuah lirik lagu yang belum pernah dikomersilkan.

Diantara rerumputan dan bebatuan
Setelah pagi menjelang siang
Balada semut api dan cacing kecil
Berguling seperti seperti hati dan pikiranku
Saling menerkam saling berusaha untuk berarti

Semut api dan cacing kecil
Yang satu bergerombol yang satu sendiri
Semut api itu terus mengigiti cacing kecil menggelepar – gelepar
Pergulatan hidup di badan rumput dan batu

Kehidupan diatasnya berjalan biasa saja
Orang – orang terus bekerja aku merangkai lagu
Matahari membakar kulitku
Angin dingin membelai - belai
Semut api dan cacing kecil
Ada di hati dan pikiranku

Kursi panjang , teko dan gelas berisi teh pahit
Temani para buruh bekerja
Seekor kadal melintas
Sekejap berhenti melihat ke arahku

Apa yang ingin disampaikan
Apa yang ingin dikabarkan
Aku menunggu, aku menunggu bisu
Menunggui bisu .. bisu ..

makasih Fendi


Artikel Iwan Fals di Karina 1992

Dokumentasi artikel tentang Iwan Fals yang di scan dari majalah Karina tahun 1992. Saat itu usia Iwan Fals masih 31 tahun. Artikel ini sebelum album Hijau keluar.

Klik gambar untuk memperbesar.







catatan : ada foto Krisdayanti jaman dulu.

Terima kasih untuk dOel


Demokrasi Otoriter

Demokrasi Otoriter
Iwan Fals (1996)


Salah satu lagu "misteri" Iwan Fals yang dibawakan pada acara Jambore Wisata Tahun 1996 di Pantai Malingping Banten. Perhatikan lirik yang dibawakan, keras, kritis yang sangat tajam buat penguasa dan badut-badut politik masa itu. Andai lagu ini dibawakan oleh Iwan Fals sekarang, tentu masih relevan bukan?

Orang-orang kecil kok malah peduli
Merogoh kantong untuk harapan kosong
Otak demokrasi memberikan janji
Berdiri sedih berdarah perih

Orang-orang besar kok malah bertengkar
Melongok hati untuk bersembunyi
Otak otoriter sudah mulai teler
Jangan ragu-ragu walau kita malayu

Demokrasi otoriter
Mari sini jangan ngeper
Demokrasi dan militer
Lihatlah masih banyak yang keleler

Demokrasi otoriter
Mari sini jangan jiper
Demokrasi dan militer
Lihatlah masih banyak yang keteter

Orang-orang dogol kok masih bercokol
Ongkang-ongkang kaki di televisi
Otak foya-foya ngomong Pancasila
Melintas bebas sehabis melibas

Demokrasi Pancasila
Bebas tapi tidak bebas
Demokrasi dan tentara
Yang mendengar jadi ingin tertawa

Demokrasi Pancasila
Bukan milik kaum jelata
Demokrasi dan para badut
Yang mendengar jadi ingin KENTUT

makasih Fendi

Lagu Pegangan

Lagu Pegangan
(Iwan Fals)

Lirik lagu Iwan Fals ini belum pernah dikomersilkan, dinyanyikan di UGM, Mei 1998.

Kita masih dilanda krisis
Bahkan lebih dari krisis
Krisis yang menjadi kritis
Kritis yang melahirkan orang bengis
Ooh... oohh...

Memang sulit dari situasi ini
Tapi bukan berarti tak ada jalan
Jalan keluar pasti ada
Itu sebabnya aku nyanyikan lagu ini
Ooh... oohhh...

Dengarlah kawan kalau kau mau sampai ditujuan
Dengarlah kawan kalau kau mau sampai ditujuan
Potong saja tangan para koruptor
Hukum mati para pembunuh
Jangan beri hati para pemerkosa
Rajam saja ditengah kota

Politisi harus berani miskin
Yang kaya biar rakyat biasa
Agar kemakmuran menjadi nyata
Penguasa jangan jadi pengusaha

Pencuri, pemabuk dan pelacur itu warisan leluhur
Tak kan membuat bangsa menjadi hancur

Kalau lagu ini jadi pegangan
Kau pasti sampai ditujuan
Tak usah kamu bimbang
Menyanyi saja dengan lantang

Lagu ini lagu pegangan
Ciptaan bangsa yang sedang guncang
Hukum haruslah ditegakkan
Peduli setan dan jin yang menghadang
Peduli setan dan jin yang menghadang

** setelah menyanyikan lagu ini, Iwan Fals membacakan puisi berjudul 15 Juta (tidak diketahui judul asli puisi ini)

makasih Ricky


Air Dan Batu

Air dan Batu
(Iwan Fals)

Ternyata banyak lirik lagu Iwan Fals yang tidak diedarkan. Biasanya Iwan Fals menyanyi spontan dalam sebuah acara, dan penggemarnya lalu merekam lagu-lagu unik semacam ini.

Orang - orang mulai sadar diri
Terbangun dari tidur yang panjang
Hari terbuang tidak berarti
Hanya untuk membelai bayangannya sendiri

Orang - orang mulai sadar diri
Bergegas meninggalkan ranjang
Entah pergi kemana
Suaranya bergemuruh seperti longsor

Doa – doa berhamburan
Nyanyi – nyanyi berterbangan
Jati diri dicari – cari
Untuk ada dan termakna

Air dan batu tidak sama
Air dan batu bisa bersama
Air punya mata, batu punya kepalan
Semuanya menyebar sendirian

Orang – orang harus sadar diri
Kalau bukan sekarang kapan lagi

makasih Fendi
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Share