Konser Iwan Fals "Potret Cinta"

Ketika Iwan Fals Bercinta - Catatan Potret Cinta

Oleh: Fendi Kurniawan

Iwan Fals pada hari Sabtu, 28 Februari 2009 kembali menyapa penggemar setianya dengan menggelar konser bulanan kedua di tahun ini yang bertajuk ‘Potret Cinta’. Dirumahnya (Leuwinanggung – Depok, Jawa Barat) sekitar kurang lebih 900-an orang memenuhi ‘Panggung Kita’, nama area dilahan rumah Iwan Fals yang biasa digunakan untuk konser dan acara lainnya.

Di awal konser yang mulai pada pukul 15.30 wib, Iwan Fals mengajak penonton untuk mengenal arti cinta. Bahwa cinta itu pada dasarnya universal bukan hanya kepada pasangan saja tapi bisa juga pada orang tua, saudara, atau bahkan pada monyet yang disebut cinta monyet, begitu candanya. Berbalut kaus putih dipadu celana jeans warna hitam, Iwan Fals membuka konser dengan lagu Aku Sayang Kamu diiringi Heirrie Buchaery, Cok Rampal, Sonata, Edi Daromi dan Deni Kurniawan yang tergabung dalam Iwan Fals & Band. Selesai lagu pertama Iwan Fals kembali berkata kalau cinta itu butuh ungkapan, jangan hanya didiamkan saja nanti disambar orang. Lalu mengalunlah lagu Iya atau Tidak.

"Cinta memang aneh !!", begitu ujar Iwan Fals. "Bahkan demi cinta, menyogok polisi pun dijalani .. hehehehehe ...!", sambungnya. Penonton langsung menimpali dengan meneriakan judul lagu Kereta Tiba Pukul Berapa. Kemudian setelah lagu tersebut usai, berturut-turut mengalirlah lagu Kembang Pete, Ya Ya Ya Oh Ya, Mata Indah Bola Pingpong dan Sebelum Kau Bosan.

Sempat terjadi keributan kecil didepan panggung (aneh juga, konser dengan tema cinta kok malah ribut dengan teman sendiri). Untung kejadian ini tak berlangsung lama karena panitia sigap memisahkan keduanya lalu mengusirnya keluar arena konser. Setelah keadaan sedikit reda, Iwan Fals melanjutkan dengan lagu Rindu Tebal dan Emak.

Ketika lagu Emak dibawakan, tampak emosi yang sangat jelas tergambar di wajah Iwan Fals. Air matanya seakan hendak menetes tapi dia mencoba menahannya. Lagu ini seperti sangat berarti buat Iwan Fals. Usai lagu itu terdengar cletukan para penonton mengkritisi harga tiket yang malah naik padahal BBM sudah turun. (Harga tiket konser bulanan periode 2009 ini sebesar Rp.40.000,- naik sepuluh ribu rupiah dari periode 2008. Dan 10% dari harga tiket disumbangkan untuk korban bencana alam). Dengan lugas, Iwan Fals menjawab, "Sponsornya kecil, sedang biaya produksi Panggung Kita ini begitu besar, belum bayar pemain, pajak, izin, kru, wah gede banged tuch ... pengennya sih gratis tapi belum saatnya…"

Konser berlanjut lagi dan Iwan Fals lalu bercerita tentang penyanyi perempuan yang pernah jadi teman duetnya. Sekarang penyanyi tersebut didera sakit yang berkepanjangan dan memilih tinggal di Belanda untuk pengobatannya. Iwan Fals lalu mengajak penonton untuk turut mendoakan Elly Sunarya. Sesaat kemudian mengalirlah lagu yang pernah dinyanyikan duet dengan Elly, yaitu Yakinlah. Mungkin karena aransemen yang sedikit berbeda, Iwan Fals sempat telat bernyanyi ketika lagu sudah masuk di reffain. Untung Heirrie sebagai pemain bass memberi kode kepada Iwan Fals sehingga para penonton tidak melihat kesalahan kecil tersebut.

Setelah lagu Yakinlah, Iwan Fals melanjutkan dengan lagu Yang Tersendiri dan Ya Hui Ha He Ha. Setelah kedua lagu tersebut selesai dinyanyikan, seorang perwakilan dari PT. Tiga Rambu naik panggung dan menjelaskan mengenai rencana perusahaan itu di tahun 2009 ini. Tiga Rambu adalah nama perusahaan milik Iwan Fals yang menyelenggarakan konser-konser dan berbagai agenda acara publik dirumahnya. Pada intinya tema konser untuk tahun 2009 ini adalah tentang ‘keseimbangan’. Dan pada setiap bulannya akan diberi judul sesuai dengan hari - hari bersejarah pada bulan tersebut. Berhubung di bulan Februari semua orang seakan sedang terkena virus cinta, maka tema bulan ini yang diusung adalah Potret Cinta.

Kembali kepada filosofi kesimbangan, intinya adalah Tiga Rambu tidak hanya menampilkan Iwan Fals saja pada setiap bulannya, melainkan akan juga menampilkan Karyakita’, yaitu sebuah program sayembara yang berisi kiriman karya-karya dari penggemar Iwan Fals. Pada bulan Februari ini dipilih 20 besar karya puisi terbaik, dan posisi 3 besar berhak memperoleh hadiah ekslusif dari Iwan Fals. Kegiatan ini akan berlangsung selama satu tahun.

Setelah posisi 3 besar diumumkan, Iwan Fals berkata, "Bahwa pada dasarnya semua karya yang masuk adalah pemenang tidak ada yang kalah, hanya selera dari penilailah yang memutuskan, karena dalam seni tidak ada menang atau kalah!". Iwan Fals lalu membacakan sebuah puisi yang menjadi pemenang. Setelah pengumuman pemenang Karyakita, Iwan Fals melanjutkan dengan lagu Ancur dan Mabuk Cinta.

Ada yang istimewa dari konser bulan ini yaitu hadirnya grup band idola anak muda sekarang. Peterpan diundang sebagai bintang tamu. Tidak seperti konser-konser sebelumnya, kali ini Tiga Rambu tampak sangat merahasiakan bintang tamu yang akan hadir kali ini. Ariel (vokalis Peterpan) naik pertama kali di atas panggung, dan penonton langsung riuh bersorak. Ariel membuka dengan lagu Izinkan Aku Menyayangimu yang berduet dengan Iwan Fals. Setelah itu lalu Ariel memanggil para personil band Peterpan, dan kemudian mereka berkolaborasi dengan Iwan Fals membawakan lagu Yang Terlupakan serta dua lagu Peterpan yang berjudul Tiada Yang Abadi dan Menghapus Jejakmu. Penampilan Peterpan bersama Iwan Fals diatas panggung sudah terjadi untuk kesekian kalinya.

Setelah Peterpan, Iwan Fals kembali menghibur penonton dengan lagu Buku Ini Aku Pinjam dan Asmara Tak Secengeng Yang Aku Kira. Tak terasa waktu hampir menjelang Maghrib, Iwan Fals kemudian menutup konser dengan single terbarunya yang berjudul Untukmu Terkasih.

Konser kali ini disaksikan juga oleh Ibu Lies (ibunda Iwan Fals), Totok Tewel (gitaris yang dengan Iwan Fals pernah bersama Swami, Dalbo dan mengerjakan album Cikal) serta Rizal Ramli (mantan mentri). Pada bagian penutup, Iwan Fals mengumumkan agenda konser untuk bulan depan yang InsyaAllah akan diselenggarakan tanggal 28 Maret 2009, pukul 15.30 dengan tema "Untuk Yang Paling Cantik". Tema ini dipilih karena bulan Maret bertepatan dengan hari wanita sedunia. Oke .. Sampai ketemu bulan depan.(fk)

------------------------------------

Iwan Fals & Band
Potret Cinta
Tempat: Panggung Kita – Leuwinanggung, Depok
Hari & Tanggal: Sabtu, 28 Februari 2009
Jam: 15.30 sd 17.30
Bintang Tamu: Peterpan

Daftar lagu:
1.Aku Sayang Kamu, 2.Iya Atau Tidak, 3.Kereta Tiba Pukul Berapa, 4.Kembang Pete, 5.Ya Ya Ya Oh Ya, 6.Mata Indah Bola Pingpong, 7.Sebelum Kau Bosan, 8.Rindu Tebal, 9.Emak, 10.Yakinlah, 11.Yang Tersendiri, 12.Ya Hui Ha He Ha, 13.Ancur, 14.Mabuk Cinta, 15.Izinkan Aku Menyayangimu (dengan Ariel Peterpan), 16.Yang Terlupakan (dengan Peterpan), 17.Tiada Yang Abadi (dengan Peterpan), 18.Menghapus Jejakmu (dengan Peterpan), 19.Buku Ini Aku Pinjam, 20.Asmara Tak Secengeng Yang Kukira, 21.Untukmu Terkasih

Iwan Fals: vocal, gitar
Heirrie Buchaery: bass
Cok Rampal: mandolin, gitar
Edi Daromi: keyboard
Sonata: gitar
Deni Kurniawan: drum


Nyanyian Sopir

Nyanyian Sopir
(Iwan Fals)


Satu lagi lirik lagu Iwan Fals yang tidak/belum pernah di komersilkan. Lirik yang keren. Kata-katanya mudah dimengerti dan apa adanya. Lagu dengan irama blues ini bercerita tentang kehidupan sopir di jalanan. (sb)

Iwan Fals: "Ini kalau.. kalau ngga ada sopir... kayaknya ngga sampai disini... terima kasih..!"

Suka duka manusia yang kerjanya sebagai sopir
Hari harinya dibelakang setir
Sopir pribadi, kantor atau angkutan umum
Minum bahan bakar, makannya onderdil

Mobil dicuci sambil nyanyi teganya nasib
Tunggu perintah orang yang punya hajat
Kalau nasib baik dapat Polisi yang baik
Kalau sedang sial ada saja yang nakal

Sopir-sopir nembak SIM antri di loket
Sopir-sopir paling jago menilai to**t
Sopir-sopir mati kutu dijalan yang macet
Sopir-sopir masuk tol dompetmu mejret

Hidup dijalan tergantung rem dan sempritan
Juga pom bensin, traffic light dan pedagang asongan
Sumpah serapah orang-orang yang nggak sabaran
Hiburan rutin bahan cerita pulang

Tanpa terasa rambut botak atau beruban
Waktu berjalan hidup tetap dijalan
Jalanan macet setel kaset-kaset yang meleyot
Jalanan lancar rejekinya meleyot

Sopir-sopir banyak yang punya ilmu pelet
Sopir-sopir mogok nyopir langsung di jepret
Sopir-sopir tahan banting tak tahan di gencet
Sopir-sopir rata rata bininye merentet

Sopir-sopir nembak SIM antri di loket
Sopir-sopir paling jago menilai copet
Sopir-sopir mati kutu dijalan yang macet
Sopir-sopir masuk tol dompetmu mejret

Sopir-sopir banyak yang punya ilmu pelet
Sopir-sopir mogok nyopir langsung di jepret
Sopir-sopir tahan banting tak tahan di gencet
Sopir-sopir rata rata bininye cerewet

terimakasih untuk Fendi


Bunga Kayu di Beranda

Sebuah lagu Iwan Fals yang tidak/belum pernah dikomersilkan. Dalam situs resminya (iwanfals.co.id) Iwan Fals menjelaskan kalau lagu ini dibuat 12 tahun yang lalu. Berkisah tentang suasana batin dan ukiran bunga yang dipajang diatas kursi diberanda belakang rumahnya saat masih kontrak di Bintaro. Dan saat itu dia sedang dalam kondisi demam.

Bagi yang memiliki atau minimal pernah mendengarkan rekaman demo lagu ini pasti cukup menyukainya. Lagu dengan irama santai ini cukup enak didengarkan sambil ngopi di sore hari. Saya kadang berharap suatu saat nanti Iwan Fals merilis lagu ini. (sb)

Bunga Kayu di Beranda
(Iwan Fals)

Ada malam tak berbintang
Ada siang yang dingin
Kenapa kau mesti bimbang?
Karena soal kemarin

Bunga kayu di beranda
Warnanya merah dan putih
Kursi kosong yang menunggu
Siapa yang duduk disitu?

Malam yang tak berbintang pasti tak kekal
Siang hari yang dingin juga tak kekal
Kamu yang sedang bimbang duduklah disitu
Tinggalkan yang kemarin jangan disimpan

Bunga kayu di beranda
Warnanya mulai memudar
Hmmmm… mmmmm…

Malam yang tak berbintang pasti tak kekal
Siang hari yang dingin juga tak kekal
Kamu yang sedang bimbang duduklah disitu
Tinggalkan yang kemarin jangan disimpan (2x)

Ada malam tak berbintang
Ada siang yang dingin
Kenapa kau mesti bimbang?
Karena soal kemarin

terimakasih untuk Fendi
foto dari iwanfals.co.id


Artikel Iwan Fals dan Kantata Takwa di Hai Juli 1998

Dokumentasi artikel Iwan Fals yang di scan dari majalah Hai edisi 21 Juli 1998. Sebuah artikel wawancara dengan Iwan Fals setelah konser bersama Kantata Takwa Samsara pada 6 Juli 1998 di parkir timur Senayan Jakarta yang berakhir dengan kerusuhan. Disini Iwan Fals menanggapi peristiwa tersebut dari sudut pandangnya.

Peristiwa konser yang berujung kerusuhan ini, juga direkam dan diedarkan dalam album berjudul "Konser Akbar Kantata Takwa Samsara - Peristiwa Senayan 6 Juli 1998 - Live Recording" produksi dari AIRO.

Klik gambar untuk memperbesar.


koleksi majalah milik dOel


Giliran Bongkar (Lagu Iwan Fals dan Swami) Dijiplak

Sekarang yang sedang jadi pembicaraan hangat diantara penggemar Iwan Fals adalah masalah lagu 'Bongkar' yang dinyanyikan oleh Iwan Fals dan kelompok Swami pada album pertamanya. Lagu itu diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh musisi India dengan bahasa mereka. Dan judul lagu itu berubah menjadi 'Oya Oya' yang merupakan soundtrack film India 'Horn Ok Pleassss'.

Masalahnya adalah penggunaan aransemen lagu 'Bongkar' oleh musisi India tanpa persetujuan dari pengarang lagu ini yaitu Iwan Fals dan kelompok Swami juga label yang memayungi album mereka yaitu Airo Records. Dengan kata lain, lagu 'Bongkar' telah dijiplak musisi India. Intro dan reffrain lagu versi India ini benar-benar mirip dengan versi Iwan Fals. Perbedaan hanya terdapat pada bagian kecil dan tentu saja bahasa yang digunakan.

Kita jadi kembali ingat tentang kasus lagu 'Tak Bisakah' milik band Peterpan yang menjelma menjadi 'Kya Mujhe Pyar Hai'. Lagu Peterpan itu dijiplak habis oleh musisi India dan menjadi lagu yang populer serta menduduki puncak tangga lagu cukup lama di India. Namun menurut kabar berita, pihak Musica Studio (label album Peterpan) telah menyelesaikan kasus penjiplakan ini dengan kekeluargaan.

Menariknya lagi, orang yang menyanyikan 'Oya Oya' dan 'Kya Mujhe Pyar Hai' adalah penyanyi yang sama. Dia adalah penyanyi India bernama Kay Kay.

Mengamati kondisi ini, saya jadi berpikir.. mungkinkah musisi-musisi India sedang melakukan 'balas dendam' sebab lagu-lagu mereka juga sering menjadi objek plagiatisme oleh musisi Indonesia terutama lagu-lagu dangdut? (sb - dari berbagai sumber)

Berikut video yang kami ambil dari youtube, silahkan lihat dan bandingkan keduanya.


Iwan Fals & SWAMI - Bongkar (original version)


Kay Kay - Oya Oya (OST Horn Ok Pleassss)



Konser Iwan Fals "Damai Kami Sepanjang Hari"

Oleh : Unggul Setiadi

Akhirnya konser bulanan yang diadakan oleh penyanyi Iwan Fals di Panggung Kita telah dimulai lagi. Konser terakhir dirinya diadakan bulan Agustus 2008 yang lalu. Hari Sabtu kemarin (31/01), Iwan Fals kembali menyapa penggemar setianya yang datang dari berbagai daerah, tak hanya dari kitaran pulau Jawa saja namun hadir pula beberapa perwakilan dari seberang pulau misalnya Sumatera dan Kalimantan.

Mengikuti tema yang ada, panggung pun dibuat putih. Kain putih menyelimuti suasana panggung. Suasana sekitar panggung pun tambah menjadi berbeda karena di sekitar panggung terdapat beberapa jambangan besar dari tanah liat yang dipenuhi dengan air beserta bunga-bungaan. Belum lagi asap aroma terapi yang menyengat hidung. Seandainya tak ada peralatan musik di atas panggung, bisa jadi orang menyangka akan diadakan ruwatan tolak bala di Panggung Kita tersebut.

Konser dimulai sedikit terlambat. Bukan hal yang biasa terjadi kelambatan seperti kali ini. Diawali dengan lagu-lagu bernuansa perang, seperti: Di Ujung abad, Dendam Damai, Timur Tengah II, Lagu Empat & Lagu Lima. Sekitar 1.000 penonton yg hadir (tepatnya 1126 - red) di depan panggung, tak banyak yang bisa mereka lakukan karena lagu-lagu yang mengalir merupakan lagu-lagu dengan suasana berat. Sesekali mereka ikut menggumankan lirik-lirik yang sangat mereka hapal di dalam kepala mereka. Untunglah suasana muram ini tak berlangsung lama ketika Iwan Fals memanggil sahabatnya salah satu pemain gitar aliran rock terhebat yang dimiliki negeri ini, Ian Antono, yang juga gitaris dari band rock besar Godbless.

Ian Antono berjalan cepat memasuki panggung. Tanpa basa-basi tanpa sapaan sana-sini, ia langsung hampiri gitar kesayangannya, ia kenakan dan melengkinglah teriakan gitarnya menandai bergemanya lagu "Bakar". Penonton langsung bangkit semangatnya yang sedari awal konser seperti tertahan dan belum menemukan jalannya. Mereka bergerak, berjingkrak dan turut bernyanyi lantang. Mereka merangsek maju ingin semakin mendekati panggung. Ketika alunan melodi melengking dari gitar hitam Ian Antono, penonton pun riuh bergemuruh menyambutnya dengan semangat yang sama membara.

Selepas lagu "Bakar", Ian kembali tanpa menghentikan tarian jarinya diatas senar-senar gitar yang sedang bekerja keras menuruti perintah tuannya, langsung menyambung dengan alunan melodi lagu "Puing", yang lagi-lagi diambil dari album "Mata Dewa". Dua lagu berturut-turut, Iwan Fals seperti tak diberi kesempatan oleh Ian Antono untuk beristirahat sejenak pun. Seusai dua lagu ini Iwan langsung menghampiri Ian Antono dengan tawa puasnya. Sepertinya dalam satu detik itu, Iwan Fals langsung mendapatkan kepastian dari sang gitaris hebat itu bahwa ia masih berkenan untuk tetap berada dipanggung untuk melanjutkan aksinya.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Ian Antono akan turut bermain untuk 2 buah lagu saja. Rupanya melihat antusias penonton Ian berpikir lain. Kembali tanpa sepatah katapun, kini intro lagu "Air Mata Api" berkumandang dari atas panggung. Ian Antono akhirnya menyelesaikan aksi panggungnya dengan lagu "Pesawat Tempur". Penonton menyambut histeris. Seperti ritual yang selalu terjadi dimanapun jika lagu "Pesawat Tempur" bergema, segera terjadi hujan uang ke arah panggung. Penonton seperti diperintahkan, mereka bersama-sama melempari uang yang mereka miliki ke atas panggung, baik uang koin maupun uang kertas yang mereka gulung menjadi bola-bola.

Gayanya, raungan gitarnya yang sarat dengan chorus yang telah menjadi trade marknya. Hebatnya lagi ke empat lagu yang ia gawangi tadi, semuanya dibawakan secara orisinil merujuk pada album resmi yang beredar. Tak ada ubahan aransemen yang ia lakukan. Dan semua ini membuat semua penonton semakin menggila. Di akhir aksinya, Ian Antono secara cepat melepas dan menaruh gitarnya di tempatnya, dan masih tanpa sepatah kata pun ia berlari meninggalkan panggung. Teriakan dan panggilan Iwan Fals yang memintanya untuk tetap di panggung tak digubrisnya. Ian merasa tak perlu basa-basi dan ia telah berikan semuanya yang ia bisa, semuanya yang penonton minta. Orgasme telah dicapai oleh keduanya baik Ian sebagai pemusik maupun oleh penonton sebagai penikmat. Tak perlu lagi ada kata dalam kondisi seperti itu. Ian Antono, di usia tuanya, kegarangannya tak pernah berubah. Apa yang ada dalam benak penikmat musik terhadap seorang Ian Antono, sepertinya telah terbayar lunas dalam konser ini.

Sesaat panggung menjadi senyap, Iwan Fals masih seolah tak percaya sama hal yang barusan terjadi di panggungnya. "Ya..., tak ada lagi yang bisa kita omongkan, jika itu menyangkut soal Ian (Antono). Walau usianya telah merambat, Ian tetap Ian, ia tetap seorang kakek-kakek gila...", ujarnya sembari tertawa lepas. "Jadi, satu-satunya yang kita bisa ucapkan bersama-sama dengan kehadiran Ian Antono tadi yakni 'Alhamdulillah'.....", lanjut Iwan sembari menengadahkan kedua tangannya ke atas, menunjukkan ia tengah bersyukur kepada Tuhan atas kehadiran sahabatnya itu.

Setelah itu, konser dilanjutkan, namun kali ini suasana panas yang barusan dihembuskan oleh Ian Antono, kini berubah menjadi manis dan imut, dengan hadirnya Sherina. Dua lagu ia bawakan sendiri dan duet dengan Iwan Fals di lagu berjudul "Lagu Cinta". Pada "Lagu Cinta" yang menampilkan permainan apik Sherina di atas tuts-tuts pianonya, tampak jelas kekaguman seorang Iwan Fals terhadap permainan piano penyanyi remajanya ini. Diakhir aksinya, Iwan sempat memeluk dan mencium sang Sherina seperti halnya sayang seorang ayah kepada putri tercintanya.
-------------------------------------------------
Dalam benak saya pribadi, (bisa jadi) saat itu, Iwan (mungkin) mempertanyakan pada dirinya sendiri, kenapa bibit pemusik seperti Sherina itu belum hadir di diri anak-anaknya, seperti Cikal misalnya. Dulu ada harapan ketika putra pertamanya, Galang juga masuk ke dalam dunia musik tapi kini terhenti karena telah dipanggil oleh yang kuasa. Semoga saja Rayya di kemudian hari bisa memenuhi harapan ayahnya dalam dunia musik. Siapa tahu?. Walau ini hanya angan-angan saya pribadi, tapi jujur saja saya akan berdoa agar renungan saya ini bisa menjadi kenyataan di masa depan nanti.
--------------------------------------
Kembali ke konser ini, konser ini disaksikan pula oleh tim review dari majalah musik Rolling Stones Indonesia. Tampak hadir disana mas Adib Hidayat, Soleh Solihun dari RSI. Noe dari band Letto, perwakilan dari departemen kehutanan (mereka bagi-bagi 1000 pohon kepada penonton untuk ditanam dirumahnya), juga mas Andy F Noya. Andy F Noya ingin Iwan Fals tampil di acara TV yang digawanginya yaitu "Kick Andy", namun rupanya Iwan Fals masih mempertimbangkannya. Secara seloroh, Iwan mengatakan bahwa ia ngeri dengan pertanyaan-pertanyaan yang bakal dilontarkan mas Andy dalam acara itu nanti. "Ia (Andy F Noya) paling pintar bikin pertanyaan yang susah dijawab. A'a Gym saja sampai nangis. Gimana nih, terima jangan permintaannya itu?", tanya Iwan kepada penonton. "Tapi ya tolong, bikin pertanyaan yang mudah-mudah saja, apalagi sekarang ini mau pemilu, wah bisa bahaya tuh...", lanjut Iwan sembari tertawa.

Kabarnya bulan depan (28 Februari 2009), Letto akan jadi guest star di Panggung Kita. Sebuah konser yang sangat mengasikkan. (us)
---------------------------------
Iwan Fals & Band
Damai Kami Sepanjang Hari
Tempat: Panggung Kita, desa Leuwinanggung
Hari & Tanggal: Sabtu, 31 Januari 2009
Jam: 15.30 sd 17.30
Bintang Tamu: Ian Antono & Sherina

Daftar Lagu :
1.Suhu, 2.Aku Menyayangimu, 3.Diujung Abad, 4.Dendam Damai, 5.Lagu Lima, 6.Cinta, 7.Puing 1, 8.Bakar (feat. Ian Antono), 9. Puing 2 (feat. Ian Antono), 10. Air Mata Api (feat. Ian Antono), 11. Pesawat Tempur (feat. Ian Antono), 12. 22 Januari, 13. Ku Bahagia (Sherina), 14. Primadona (Sherina), 15. Lagu Cinta (feat. Sherina), 16. Lagu Empat, 17. Ayolah Mulai, 18. Damai Kami Sepanjang Hari

Iwan Fals: vocal, gitar, harmonika
Heirrie Buchaery: bass
Cok Rampal: mandolin, gitar
Edi Daromi: keyboard
Sonata: gitar
Deni Kurniawan: drum

Kontribusi Unggul untuk iwanfalsmania.blogspot.com
foto dari fendi dan feri_ifm


Artikel Iwan Fals di Majalah Film 1993

Dokumentasi artikel Iwan Fals yang di scan dari majalah Film tahun 1993. Sebuah artikel mengenai penampilan Iwan Fals dalam pentas kesenian yang bertajuk "Humor Musim Panas" di teater arena Taman Ismail Marzuki - Jakarta. Pertunjukan yang berlangsung selama 2 hari ini (tanggal 29-30 Nopember 1993), Iwan Fals tampil bersama Jose Rizal Manua, Naniel dan Ute.

Klik gambar untuk memperbesar.


Majalah Film 1993 - koleksi dari dOel


foto-foto koleksi pribadi dOel
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Share