Konser Iwan Fals – Tertawa Itu Sehat, Narkoba Itu Jahat

Liputan Konser Bulanan Iwan Fals Juni 2009 – Tertawa Itu Sehat, Narkoba Itu Jahat
Oleh: Fendi Kurniawan

Bertepatan dengan Hari Anti Narkoba yang jatuh tanggal 26 Juni 2009, pada hari Sabtu, 27 Juni 2009, PT. Tiga Rambu (perusahaan milik Iwan Fals) disponsori oleh PT. TVS Motor Company Indonesia kembali menggelar konser bulanan Iwan Fals & Band di kediaman Iwan Fals. Kali ini konser bulanan yang selalu diselenggarakan di Panggung Kita, Desa Leuwinangggung – Depok, memilih tema "Tertawa Itu Sehat, Narkoba Itu Jahat".

Iwanfalsmania.blogspot.com menyaksikan konser yang dimulai pukul 15.15 wib yang dibuka dengan lagu Intermezzo. Lagu ini dibawakan Iwan Fals secara akustik. Dalam konser yang dihadiri sekitar 700 orang penonton, Iwan Fals & Band banyak sekali memasukan unsur musik tradisional kedalam aransemen lagu. Seperti pada lagu Asik Nggak Asik, pemain keyboard Edi Daromi memasukan unsur musik Sunda. Pada lagu yang lain Edi juga menambahkan unsur musik dari daerah Minang.

Ketika sedang membawakan lagu Asik Nggak Asik, Iwan Fals merasa ada yang aneh dengan suara gitarnya. Dua kali Iwan Fals menghentikan lagu di tengah-tengah karena merasa nada yang ia mainkan terlalu tinggi dibandingan dengan personel lain. Kontan Iwan Fals pun meminta maaf kepada penonton. "Ya ... namanya juga manusia…", ujar Iwan Fals.

Jumlah lagu yang dibawakan dalam konser ini sebanyak 20 lagu. Iwan Fals & Band sendiri membawakan lagu yaitu: Intermezzo, Berandal Malam Di Bangku Terminal, Sumbang, Asik Nggak Asik, 17 Juli 1996, Lagu Tiga, Ambisi, Gelisah, Aku Bosan, Hua Ha Ha, Nyanyian Preman, Manusia 1/2 Dewa dan Buktikan.

Bintang tamu yang hadir kali ini adalah grup band beraliran reggae, yaitu Steven & Crossing Corner yang membawakan lagu Sugali, Frustasi, Lilin - Lilin Kecil dan Pesta Pora. Kemudian hadir juga bintang tamu yang lain yaitu Denada. Denada yang dulu adalah penyanyi pop yang kemudian menjadi seorang rapper dan belakangan memilih genre dangdut ini adalah putri dari penyanyi senior Emilia Contessa yang kondang di tahun 70-an. Denada membawakan lagu Kucing Garong, kemudian lagu Iwan Fals berjudul Jalan Yang Panjang Berliku dan diagendakan menyanyi Mata Dewa. Namun sayang lagu Mata Dewa batal dinyanyikan karena terbentur durasi waktu.

Tampak hadir dideretan penonton adalah Eros Jarot dan perwakilan dari Musica Record. Yang menarik, dalam konser bulanan edisi Juni ini untuk pertama kalinya PT. Tiga Rambu menjual tiket VIP sebanyak 50 lembar dengan harga Rp.100.000,-. Kursi di tribun VIP biasanya disediakan untuk tamu undangan saja. Tapi peminat tiket VIP tetap saja sedikit, penonton lebih banyak membeli tiket festival seharga Rp.40.000,-. Tentu saja selain harganya lebih murah, penonton juga lebih bebas berjoget dan menikmati penampilan Iwan Fals & Band dari dekat.

Untuk bulan Juli 2009 nanti, konser bulanan masih akan terus bergulir. Dan dijadwalkan akan berlangsung pada tanggal 25 Juli 2009 dengan tema CIKAL. Cikal adalah nama putri Iwan Fals dan juga menjadi judul album Iwan Fals yang edar di tahun 1991. Tema ini dipilih bertepatan dengan Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2009.

Baiklah kawan, sampai bertemu lagi dalam konser bulanan Iwan Fals & Band berikutnya. (fk/sb)

------------

Konser Iwan Fals & Band
Tertawa Itu Sehat, Narkoba Itu Jahat
Tempat: Panggung Kita – Leuwinanggung, Depok
Hari/Tanggal: Sabtu, 27 Juni 2009
Jam: 15.15 WIB
Bintang Tamu: Steven & Crossing Corner dan Denada

The Band:
Iwan Fals: vocal, gitar, harmonika
Heirrie Buchaery: bass
Cok Rampal: mandolin, gitar
Edi Daromi: keyboard
Sonata: gitar
Deni Kurniawan: drum



Jakarta Sudah Habis ! - Konser Iwan Fals di PRJ 2009

Liputan Dari Konser Iwan Fals di PRJ 2009
Oleh: Fendi Kurniawan
Foto: Rahmad Setiadi

Pada hari Senin, 22 Juni 2009, Iwan Fals untuk ke-4 kalinya tampil mengisi pertunjukan musik di panggung utama Pekan Raya Jakarta 2009. Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair adalah pameran tahunan terbesar di Indonesia yang sejak tahun 1992 berlokasi di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat. Walaupun dinamai "pekan", namun berlangsung selama satu bulan penuh dari pertengahan Juni sampai pertengahan Juli untuk memperingati hari jadi kota Jakarta yang jatuh pada tangal 22 Juni. Kali ini usia kota Jakarta adalah 482 tahun. Selain pameran, dilokasi juga diadakan pertunjukan musik setiap harinya.

Rekan-rekan iwanfalsmania.blogspot.com berkesempatan hadir dan menyaksikan penampilan Iwan Fals & Band. Tepat pukul 21.30 wib, Iwan Fals membuka konser dengan lagu Bangunlah Putra Putri Pertiwi secara akustik lengkap dengan harmonika. Belakangan Iwan Fals sering sekali menyanyikan lagu ini dalam beberapa penampilannya. Setelah menyapa penonton, Iwan Fals diiringi Band lalu membawakan lagu Wakil Rakyat. Kurang lebih 5000 penonton memadati panggung utama Pekan Raya Jakarta yang selalu diadakan bertepatan dengan liburan sekolah.

"Desa harus diutamakan, jalan - jalan harus diperbaiki agar perekonomian lancar dan tetap berjalan ...", ujar Iwan Fals. Tiba-tiba sesaat sebelum Iwan Fals akan menyanyikan lagu Desa, seorang penonton wanita berlari menuju panggung dan bersalaman dengan Iwan Fals. Kontan kejadian itu membuat aparat bertindak cepat mengamankan sang penonton. Lagu Desa dibawakan Iwan Fals & Band dengan nuansa bunyi-bunyian tradisional. Kemudian dilanjutkan dengan lagu Besar dan Kecil yang dedikasikan untuk para pe
dagang kecil, menengah dan besar yang hadir di PRJ. "Semoga berkah..!!", ujar Iwan Fals.

Cabikan bass Heirrie Buchaery mengawali lagu Asyik Nggak Asyik. Harmonisasi antara Iwan Fals & Band menjadikan lagu ini lebih bernyawa dibandingan dengan versi aslinya yang dibawakan secara akustik di album Manusia Setengah Dewa. Lagu ini menjadi pas karena momennya bertepatan dengan suhu politik yang makin menghangat menjelang pilpres di republik tercinta ini. Heirrie Buchaery yang biasa bermain di sisi kanan Iwan Fals beranjak menuju tengah panggung dan bergabung dengan Sonata dan Cok Rampal. Mereka bertiga berhamonisasi saling bercanda dan bercengkarama memainkan melody yang sedikit ngeblues diiringi tabuhan drum dari Deni Kurniawan. Sesekali Iwan Fals menimpali candaan mereka bertiga.

"Entah mengapa setiap bermain di PRJ, saya selalu ingin membawakan lagu cinta...!", kata Iwan Fals disambut riuh tepuk tangan penonton. Berturut-turut lagu Entah, Aku Bukan Pilihan dan Yang Tercinta dinyanyikan Iwan Fals. Ketika Iwan Fals sedang membawakan lagu Yang Tercinta, sebagian penonton di tengah panggung dan sisi kiri panggung terlibat saling lempar botol minuman kemasan. Keadaan ini memaksa Iwan Fals menghentikan lagu yang tengah dibawakannya. "Wah, ternyata banyak jagoan ya disini ??? Gue jadi terganggu nih !!!!" Gimana terus ngga ???", kata Iwan Fals sedikit marah untuk meredakan emosi penonton. Kadung melihat mimik Iwan Fals yang sedikit kesal, para penonton lainnya memilih duduk lalu menghentikan aksi saling lempar botol minuman kemasan. Setelah penonton reda, Iwan Fals lalu mengulang lagu Yang Tercinta dari awal, padahal sebelumnya lagu ini sudah dibawakan setengahnya.

Berlanjut dengan lagu Nyanyian Jiwa, dan setelahnya Iwan Fals menyanyikan lagu Jali-Jali yang merupakan lagu khas Betawi disambung lagu Hio. Yang menarik, lirik bahasa Jawa yang dinyanyikan Sawung Jabo di lagu Hio, dirubah oleh Iwan Fals kedalam bahasa Betawi, "Encang-encing makanye kudu dijage bacot lu !! dijage kelakuan lu !!!". Penonton pun bersorak tertawa. Lagu ini membuat seluruh penonton berjoget dengan gayanya masing-masing.

Malam itu Iwan Fals mengobati kerinduan para penonton di PRJ dengan membawakan 2 buah lagu legendaris yang terdapat di album SWAMI I yaitu Bongkar dan Bento secara berturut - turut. Adrenalin penonton kembali memuncak ketika Iwan Fals membawakan lagu Pesawat Tempur. Seperti sudah menjadi tradisi, sebagian penonton melempar uang recehan ke arah panggung ketika lirik, "berilah hambamu uang ..!" dinyanyikan. Ini bukan kejadian pertama, setiap kali Iwan Fals membawakan lagu ini, tradisi lempar uang ini kerap terjadi.

Sayang ketika semangat penonton semakin memuncak untuk berjoget dengan irama cepat, Iwan Fals menyanyikan single baru yang berirama slow berjudul Untukmu Terkasih yang membuat semangat penonton mendadak turun. Tapi penonton tak peduli, sebagian diantara mereka memilih tetap berjoget. Bagi mereka lagu apapun yang dibawakan asal masih tetap Iwan Fals yang menyanyikan bisa membuat badan bergoyang.

"Saya lahir di Jakarta, besar di Jakarta, Ini kado saya untuk Jakarta, pahit memang!!!!", kata Iwan Fals sebelum ia membawakan Lagu Dua yang terdapat di Album Hijau. Iwan Fals membawakan lagu ini dengan penuh penjiwaan, emosi yang meledak tampak di raut wajahnya ketika ia berteriak, “... Jakarta ... Jakarta .. Sudah Habiss!!!!”. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh seorang Iwan Fals sehingga ucapanya itu seperti memaki ketidakadilan Jakarta.

Setelah hampir 2 jam, Iwan Fals & Band menutup konser malam itu dengan Lagu Empat seraya Iwan Fals berucap, "Buat yang sedang bertarung .... Selamat Tidur….!". (fk/sb)

----------------------------------

Iwan Fals & Band:
Iwan Fals: vocal, gitar, harmonika
Heirrie Buchaery: bass
Cok Rampal: mandolin, gitar
Edi Daromi: keyboard
Sonata: gitar, harmonika
Deni Kurniawan: drum


Daftar Lagu:
1.Bangunlah Putra Putri Pertiwi, 2.Wakil Rakyat, 3.Desa, 4.Besar & Kecil, 5.Asyik Nggak Asyik, 6.Entah, 7.Aku Bukan Pilihan, 8.Yang Tercinta, 9.Nyanyian Jiwa, 10.Jali-Jali, 11.Hio, 12.Bongkar, 13.Bento, 14.Pesawat Temput, 15.Untukmu Terkasih, 16.Lagu Dua, 17.Lagu Empat




Mari Kita Terus Bekerja

Berikut ini adalah salah satu lagu Iwan Fals yang tidak pernah dikomersialkan. Dari rekaman yang kami dengarkan, lagu ini sepertinya rekaman di studio. Tidak jelas tahun berapa, namun dari karakter vocal Iwan Fals diperkirakan lagu ini direkam pada akhir 90-an. Lirik lagu Iwan Fals ini memberi semangat agar kita tidak malas.

Mari Kita Terus Bekerja
Iwan Fals


Jangan termangu saja mendekati harapan yang panjang
Cepat bangunlah jiwa yang tidur
Karena tergempur oleh hidup yang keras

Kini hari tetap berlanjut tak boleh surut
Banyak yang bisa dikerjakan
Atau percuma seperti janjinya

Bekerjalah bekerja terus bekerja
Selagi kita masih ada tenaga
Hiduplah menjalani semua
Dan jangan rugikan orang lain

Mari kita terus bekerja

(dari Fendi)



Gonjang Ganjing Manajemen Iwan Fals - Artikel Dari News Musik Maret 2002

Dokumentasi artikel Iwan Fals yang di scan dari majalah News Musik edisi Maret 2002. Artikel yang berisi tentang hadirnya manajemen Iwan Fals yang saat itu dianggap membatasi ruang gerak Iwan Fals. Manajemen ini mengatur seperti boleh tidaknya Iwan Fals diwawancarai wartawan bahkan bertemu fansnya sendiri dari ormas OI. Juga menentukan tempat manggung dan tentu saja jumlah honor yang dimintanya. Lalu popularitas Iwan Fals yang selangit menjadikan egonya begitu tinggi sehingga manajemen seakan mempunyai dua jendral. Artikel yang ditulis oleh wartawan musik dan entertainment Bens Leo ini terbit menjelang album Iwan Fals yang berjudul Suara Hati beredar.

Silahkan klik gambar untuk memperbesar.





koleksi James Doel


Beri Kami Kemampuan Membaca Tanda Tanda (Taufik Ismail)

Puisi berikut ini ditulis oleh penyair ternama Taufik Ismail. Puisi ini dibacakan dengan lantang dan tegas ditengah Iwan Fals, Krisyanto (ex-vocalis band Jamrud) dan Candil (ex-vocalis band Seurieus) bersama-sama menyanyikan lagu Katakan Kita Rasakan dalam acara live ‘Satu Untuk Negeri’ di TV One, 8 April 2009. Acara live konser ini sehari sebelum pemilihan umum legislatif. Ini adalah puisi yang menceritakan tragedi jebolnya tanggul Situ Gintung di Cirendeu, Ciputat, Tangerang pada 27 Maret 2009.

Beri Kami Kemampuan Membaca Tanda Tanda
Taufik Ismail


Dapatkah kita bayangkan dalam masa lima menit
Harta kita hanyut ketika bendungan Situ Gintung jebol
Dapatkan kita bayangkan dalam waktu setengah jam
Seluruh pemukiman diserbu air dan hancur berantakan
Dapatkan kita bayangkan dalam tiga jam masanya
Seratus orang tewas, seratus hilang jauh hanyutnya
Dapatkah kita bayangkan dalam waktu setengah hari disungai
Lumpur, potongan kayu, bangkai kendaraan bertumpuk tinggi

Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan
Dan meluncur lewat sela sela jari kita
Ada sesuatu yang sejak dulu tak begitu jelas
Dan sebagai pertanyaan kini bersuara begitu keras

Air mata mengantarkan sedu sedan
Sedu sedan mengantarkan tangisan
Tangisan mengantarkan jeritan
Jeritan anak kehilangan ayah
Jeritan ayah kehilangan anak
Jeritan istri kehilangan suami
Jeritan suami kehilangan istri
Jeritan keluarga kehilangan tiga, empat, lima, enam anggotanya

Maa dzaa aroodallahu bi hadza matsalaa
("Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?") (QS 2:26) -red
Apa gerangan yang diKau kehendaki dari ini umpama
Bilakah gerangan kami mampu membaca tanda-tanda

Tapi.. tapi kita tidak semata-mata tenggelam dalam ratapan
Kita tidak hanya tenggelam dalam kesedihan
Masyarakat ini bangkit dan berbuat menyampaikan pertolongan
Untuk saudara sebangsa yang luluh dalam penderitaan
Apa yang dapat kami sumbangkan kami sumbangkan
Apa yang dapat kami lakukan kami lakukan
Apa yang dapat kami doakan kami doakan

Robbana… luar biasa salah urus bangsa kami !
Bimbing kami menyelesaikan urusan kami
Luar biasa… bertumpuk dosa kolektif kami
Kurniai kami ampunan
Kurniai kami kemampuan membaca tanda tanda
Amin…
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Share