Iwan Fals Kata Penggemar di Dunia Maya
Nama penyanyi Iwan Fals di internet sudah tidak asing lagi. Jumlah penggemar di dunia maya ini cukup banyak mulai dari yang biasa sampai yang fanatik. Kondisi ini seperti cerminan yang ada di dunia nyata. Beberapa yang aktif di internet tidak malu-malu menunjukkan jati dirinya sebagai penggemar Iwan Fals. Begitu juga kawan-kawan yang tergabung di multiply, sebuah situs jaringan sosial dengan beragam fitur termasuk blog. Mereka menghiasi tempatnya dengan atribut sang idola dan juga beberapa kali menulis artikel dan berbagi koleksi tentang idolanya.
Kami dari iwanfalsmania.blogspot.com beberapa waktu yang lalu meminta opini dari mereka tentang Iwan Fals. Dan berikut yang bisa kami tampilkan disini.
Abdul Rahman T., karyawan swasta, Bekasi.
Dulu, ada lagu yang tak kusuka dari bang Iwan yaitu "Tolong dengar Tuhan", bagiku apa yang diberikan Allah pastilah terbaik, hanya manusia tak bisa memahami hikmahnya. Setelah dewasa aku memahami bahwa saat itu memang begitu adanya jiwa bang Iwan, tak ubahnya sekarang bang Iwan menyesal kenapa harus memberi sebuah lagunya dengan judul "Lonteku". Keadaan, waktu dan umur bang Iwan membuat aku memakluminya.
Abdul (dOeL), 30 th, Jakarta
Ketemu Iwan waktu konser di Hardrock cafe Jakarta 1998 (sehari sebelum kerusuhan Mei 2008), meski dari 1990-1993 batal melulu nonton konsernya (padahal males :P). Ketemu beneran dan poto bareng tahun 2003 pas lagi promosi album In Colaboration di iradio Jakarta. Bawa semua "perabotan perang" termasuk ada beberapa album yang gak ada dirumah Fals tapi beliau masih ingat (seperti Opera Jesus).
Yang gak disukai dari Fals adalah kumis sama gondrongnya ilang gitu aja, gak sangar lagi :D
Dewa, Bali
Salah satu yang tidak kusukai adalah ketika Iwan Fals mulai dikelola oleh sebuah manajemen (IFM). Rasanya setelah itu aku kehilangan sosok Iwan Fals yang dulu kukenal. Apalagi ketika Iwan Fals terlibat sebagai icon produk sepeda motor, setelah itu sempat aku memutuskan untuk tidak mendengarkan lagu-lagunya sebagai wujud protes. Intinya, mungkin memang ada jurang antara aku sebagai penggemar dengan Iwan Fals sekarang ini, tapi semua itu tak bakalan menghentikan niatanku untuk mengumpulkan kembali album-album yang telah hilang. Dan Iwan Fals tetap akan menginspirasi tiap langkahku.
Fendi Kurniawan 28 th, karyawan swasta, Bekasi
Pengalaman paling berkesan adalah ketika bisa berduet satu panggung dengan Iwan Fals dan ditonton ratusan orang membawakan lagu Buku Ini Aku Pinjam pada acara Reuni Oi tahun 2005 di Leuwinanggung. Namun yang aku kurang suka dari Iwan Fals adalah ketika hilang sisi idealismenya. Iwan Fals mulai ditata sedemikian rupa untuk menyerah pada pasar, menyesuaikan diri dengan pasar industri musik yang akhirnya bermuara pada lagu - lagu sendu yang kebablasan.
Heri Sukani, 25 th, mahasiswa, Padang
Aku berharap album lama yang sulit didapat seperti Amburadul rekaman di radio EH8 ITB atau album Perjalanan dirilis ulang dalam bentuk CD atau kaset. Dan sering seringlah ke daerah untuk turun konser.
Mukhlis, 27 th, Wiraswasta, Pekanbaru
Yang paling berkesan adalah pertama kali nonton penampilan Iwan Fals pada konser A Mild Soundrenaline di Pekanbaru. Walau cuma 4 lagu, namun itu baru pertama kali aku melihat sang idola dengan mata kepala saya sendiri yang selama ini ku mimpi-mimpikan, yang memang aku sering terbawa mimpi bertemu Iwan Fals.
Unggul, 40 th, tinggal di Cikarang - Jawa Barat
Lagu-lagu mas Iwan ini menjadi inspirasi banyak orang, termasuk saya. Saya pernah membayangkan menjadi anak yang terpaksa mencuri kambing tetangga untuk memberi makan anak istri. Sayang, ketika seorang Iwan Fals dikelola oleh istrinya sendiri, ia telah berubah menjadi mesin uang yang sempurna bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Iwan semakin tak terjangkau oleh penggemarnya. Dulu mereka memanggil Iwan sebagai "mas", "abang", atau "kakak", kini ia disebut "boss", satu sebutan yang menunjukkan satu perubahan yang sangat mendasar, dari rasa kedekatan secara personal batin menjadi personal materi. Ini menyedihkan hati saya.
Ricky Fauzi, karyawan swasta, Jakarta
Kesan pertama yang tak bisa dilupakan yaitu waktu silaturahmi di kediaman beliau. Bang Iwan bertanya dari mana neh, saya dari Ps.Minggu bang, wah kemaren saya lewat Ps.Minggu lagi musim duku tuh, mau duku bang?, kalo ada kata bang Iwan, ya udah besok saya bawain yah. Besoknya saya janjin bawain duku ke bang Iwan, wah bener-bener lu, gw becanda juga. Hari itu sampe ngobrol 4 jam sama bang Iwan.
Hal yang aku tidak sukai sekarang-sekarang ini bang Iwan terlalu over dikelola manajemen. Mau ketemu aja susah sekarang, ga kaya thn kemaren. Aku pengen seh tiap-tiap konser recordnya dijual di Leuwinanggung kaya dulu githu.
Satriyo Andoyo, pengusaha, Sumatera - Jawa domisili Palembang
Tidak ada fenomena hebat lagi dalam setiap karyanya setelah orde reformasi ini. Dulu kita bisa lihat bagaimana hebatnya gaung lagu Umar Bakrie, Bento, Etiophia, Pesawat Tempur, dsb. Sedangkan karyanya sekarang cuma dalam hitungan hari perlahan akan tenggelam cepat dan tidak pernah lagi kita dengar lewat radio-radio, TV, dsb, kecuali kita muter sendiri berulang ulang didalam rumah/mobil, iPod, dsb.
SB, wiraswasta, Surabaya
Bagiku sebagian besar lagu-lagu Iwan Fals cukup enak didengarkan bagi telinga masyarakat biasa dan mampu memberi semangat hidup lewat lirik-liriknya. Meski ada beberapa yang aku tidak suka liriknya seperti lagu 'Tolong Dengar Tuhan' dimana Iwan memanggil Tuhan dengan 'Hei'. Sekarang lirik-lirik lagu Iwan Fals terasa lebih tenang dan bersahaja, sejalan dengan penampilannya yang berubah. Dan ternyata dari perubahan itu, nama Iwan Fals perlahan tenggelam dan hanya sesekali tampil kepermukaan hanya karena penggemarnya rindu, bukan karena ‘pemberontakan’ dalam lagunya. Nama Iwan tentu saja masih menjadi ikon perlawanan bagi kita yang sempat merasakan kondisi masa lalu. Namun bagi generasi sekarang yang hanya ‘terima beres’, nama Iwan mungkin cukup sebagai nama seorang penyanyi terkenal yang tak ada bedanya dengan penyanyi-penyanyi lagu cinta lainnya. Mungkin mereka tidak begitu mengenal Iwan sebagai salah satu orang yang berpengaruh dalam perubahan bangsa ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment