Akhirnya konser bulanan yang diadakan oleh penyanyi Iwan Fals di Panggung Kita telah dimulai lagi. Konser terakhir dirinya diadakan bulan Agustus 2008 yang lalu. Hari Sabtu kemarin (31/01), Iwan Fals kembali menyapa penggemar setianya yang datang dari berbagai daerah, tak hanya dari kitaran pulau Jawa saja namun hadir pula beberapa perwakilan dari seberang pulau misalnya Sumatera dan Kalimantan.
Mengikuti tema yang ada, panggung pun dibuat putih. Kain putih menyelimuti suasana panggung. Suasana sekitar panggung pun tambah menjadi berbeda karena di sekitar panggung terdapat beberapa jambangan besar dari tanah liat yang dipenuhi dengan air beserta bunga-bungaan. Belum lagi asap aroma terapi yang menyengat hidung. Seandainya tak ada peralatan musik di atas panggung, bisa jadi orang menyangka akan diadakan ruwatan tolak bala di Panggung Kita tersebut.
Konser dimulai sedikit terlambat. Bukan hal yang biasa terjadi kelambatan seperti kali ini. Diawali dengan lagu-lagu bernuansa perang, seperti: Di Ujung abad, Dendam Damai, Timur Tengah II, Lagu Empat & Lagu Lima. Sekitar 1.000 penonton yg hadir (tepatnya 1126 - red) di depan panggung, tak banyak yang bisa mereka lakukan karena lagu-lagu yang mengalir merupakan lagu-lagu dengan suasana berat. Sesekali mereka ikut menggumankan lirik-lirik yang sangat mereka hapal di dalam kepala mereka. Untunglah suasana muram ini tak berlangsung lama ketika Iwan Fals memanggil sahabatnya salah satu pemain gitar aliran rock terhebat yang dimiliki negeri ini, Ian Antono, yang juga gitaris dari band rock besar Godbless.
Ian Antono berjalan cepat memasuki panggung. Tanpa basa-basi tanpa sapaan sana-sini, ia langsung hampiri gitar kesayangannya, ia kenakan dan melengkinglah teriakan gitarnya menandai bergemanya lagu "Bakar". Penonton langsung bangkit semangatnya yang sedari awal konser seperti tertahan dan belum menemukan jalannya. Mereka bergerak, berjingkrak dan turut bernyanyi lantang. Mereka merangsek maju ingin semakin mendekati panggung. Ketika alunan melodi melengking dari gitar hitam Ian Antono, penonton pun riuh bergemuruh menyambutnya dengan semangat yang sama membara.
Selepas lagu "Bakar", Ian kembali tanpa menghentikan tarian jarinya diatas senar-senar gitar yang sedang bekerja keras menuruti perintah tuannya, langsung menyambung dengan alunan melodi lagu "Puing", yang lagi-lagi diambil dari album "Mata Dewa". Dua lagu berturut-turut, Iwan Fals seperti tak diberi kesempatan oleh Ian Antono untuk beristirahat sejenak pun. Seusai dua lagu ini Iwan langsung menghampiri Ian Antono dengan tawa puasnya. Sepertinya dalam satu detik itu, Iwan Fals langsung mendapatkan kepastian dari sang gitaris hebat itu bahwa ia masih berkenan untuk tetap berada dipanggung untuk melanjutkan aksinya.
Sebelumnya, beredar kabar bahwa Ian Antono akan turut bermain untuk 2 buah lagu saja. Rupanya melihat antusias penonton Ian berpikir lain. Kembali tanpa sepatah katapun, kini intro lagu "Air Mata Api" berkumandang dari atas panggung. Ian Antono akhirnya menyelesaikan aksi panggungnya dengan lagu "Pesawat Tempur". Penonton menyambut histeris. Seperti ritual yang selalu terjadi dimanapun jika lagu "Pesawat Tempur" bergema, segera terjadi hujan uang ke arah panggung. Penonton seperti diperintahkan, mereka bersama-sama melempari uang yang mereka miliki ke atas panggung, baik uang koin maupun uang kertas yang mereka gulung menjadi bola-bola.
Gayanya, raungan gitarnya yang sarat dengan chorus yang telah menjadi trade marknya. Hebatnya lagi ke empat lagu yang ia gawangi tadi, semuanya dibawakan secara orisinil merujuk pada album resmi yang beredar. Tak ada ubahan aransemen yang ia lakukan. Dan semua ini membuat semua penonton semakin menggila. Di akhir aksinya, Ian Antono secara cepat melepas dan menaruh gitarnya di tempatnya, dan masih tanpa sepatah kata pun ia berlari meninggalkan panggung. Teriakan dan panggilan Iwan Fals yang memintanya untuk tetap di panggung tak digubrisnya. Ian merasa tak perlu basa-basi dan ia telah berikan semuanya yang ia bisa, semuanya yang penonton minta. Orgasme telah dicapai oleh keduanya baik Ian sebagai pemusik maupun oleh penonton sebagai penikmat. Tak perlu lagi ada kata dalam kondisi seperti itu. Ian Antono, di usia tuanya, kegarangannya tak pernah berubah. Apa yang ada dalam benak penikmat musik terhadap seorang Ian Antono, sepertinya telah terbayar lunas dalam konser ini.
Sesaat panggung menjadi senyap, Iwan Fals masih seolah tak percaya sama hal yang barusan terjadi di panggungnya. "Ya..., tak ada lagi yang bisa kita omongkan, jika itu menyangkut soal Ian (Antono). Walau usianya telah merambat, Ian tetap Ian, ia tetap seorang kakek-kakek gila...", ujarnya sembari tertawa lepas. "Jadi, satu-satunya yang kita bisa ucapkan bersama-sama dengan kehadiran Ian Antono tadi yakni 'Alhamdulillah'.....", lanjut Iwan sembari menengadahkan kedua tangannya ke atas, menunjukkan ia tengah bersyukur kepada Tuhan atas kehadiran sahabatnya itu.
Setelah itu, konser dilanjutkan, namun kali ini suasana panas yang barusan dihembuskan oleh Ian Antono, kini berubah menjadi manis dan imut, dengan hadirnya Sherina. Dua lagu ia bawakan sendiri dan duet dengan Iwan Fals di lagu berjudul "Lagu Cinta". Pada "Lagu Cinta" yang menampilkan permainan apik Sherina di atas tuts-tuts pianonya, tampak jelas kekaguman seorang Iwan Fals terhadap permainan piano penyanyi remajanya ini. Diakhir aksinya, Iwan sempat memeluk dan mencium sang Sherina seperti halnya sayang seorang ayah kepada putri tercintanya.
-------------------------------------------------
Dalam benak saya pribadi, (bisa jadi) saat itu, Iwan (mungkin) mempertanyakan pada dirinya sendiri, kenapa bibit pemusik seperti Sherina itu belum hadir di diri anak-anaknya, seperti Cikal misalnya. Dulu ada harapan ketika putra pertamanya, Galang juga masuk ke dalam dunia musik tapi kini terhenti karena telah dipanggil oleh yang kuasa. Semoga saja Rayya di kemudian hari bisa memenuhi harapan ayahnya dalam dunia musik. Siapa tahu?. Walau ini hanya angan-angan saya pribadi, tapi jujur saja saya akan berdoa agar renungan saya ini bisa menjadi kenyataan di masa depan nanti.
--------------------------------------
Kembali ke konser ini, konser ini disaksikan pula oleh tim review dari majalah musik Rolling Stones Indonesia. Tampak hadir disana mas Adib Hidayat, Soleh Solihun dari RSI. Noe dari band Letto, perwakilan dari departemen kehutanan (mereka bagi-bagi 1000 pohon kepada penonton untuk ditanam dirumahnya), juga mas Andy F Noya. Andy F Noya ingin Iwan Fals tampil di acara TV yang digawanginya yaitu "Kick Andy", namun rupanya Iwan Fals masih mempertimbangkannya. Secara seloroh, Iwan mengatakan bahwa ia ngeri dengan pertanyaan-pertanyaan yang bakal dilontarkan mas Andy dalam acara itu nanti. "Ia (Andy F Noya) paling pintar bikin pertanyaan yang susah dijawab. A'a Gym saja sampai nangis. Gimana nih, terima jangan permintaannya itu?", tanya Iwan kepada penonton. "Tapi ya tolong, bikin pertanyaan yang mudah-mudah saja, apalagi sekarang ini mau pemilu, wah bisa bahaya tuh...", lanjut Iwan sembari tertawa.
Kabarnya bulan depan (28 Februari 2009), Letto akan jadi guest star di Panggung Kita. Sebuah konser yang sangat mengasikkan. (us)
---------------------------------
Iwan Fals & Band
Damai Kami Sepanjang Hari
Tempat: Panggung Kita, desa Leuwinanggung
Hari & Tanggal: Sabtu, 31 Januari 2009
Jam: 15.30 sd 17.30
Bintang Tamu: Ian Antono & Sherina
Daftar Lagu :
1.Suhu, 2.Aku Menyayangimu, 3.Diujung Abad, 4.Dendam Damai, 5.Lagu Lima, 6.Cinta, 7.Puing 1, 8.Bakar (feat. Ian Antono), 9. Puing 2 (feat. Ian Antono), 10. Air Mata Api (feat. Ian Antono), 11. Pesawat Tempur (feat. Ian Antono), 12. 22 Januari, 13. Ku Bahagia (Sherina), 14. Primadona (Sherina), 15. Lagu Cinta (feat. Sherina), 16. Lagu Empat, 17. Ayolah Mulai, 18. Damai Kami Sepanjang Hari
Iwan Fals: vocal, gitar, harmonika
Heirrie Buchaery: bass
Cok Rampal: mandolin, gitar
Edi Daromi: keyboard
Sonata: gitar
Deni Kurniawan: drum
Kontribusi Unggul untuk iwanfalsmania.blogspot.com
foto dari fendi dan feri_ifm
foto dari fendi dan feri_ifm
0 comments:
Post a Comment