Puisi ini karya penyair kondang Taufik Ismail. Dibacakan beliau sendiri pada saat acara Special Iwan Fals, Jelang Pemilu Indonesia -Satu Untuk Negeri- Live di TV One pada tanggal 8 April 2009, sehari sebelum Pemilihan Umum legislatif. Puisi yang sangat ‘berani’ ini dibacakan oleh Taufik Ismail dengan tegas dan lantang.
Tunjuki Kami Jalan
Taufik Ismail
Dengan hati yang berdebar-debar
Sebuah bangsa akan memasuki lagi sebuah gerbang yang besar
Gerbang pelaksanaan ide yang bernama demokrasi untuk ke sepuluh kali
1,6 juta orang akan memperebutkan 18 ribu lebih kursi
Mewakili seluruh strata perwakilan di seantero negeri
Untuk itu mereka menghabiskan lebih dari 100 triliun rupiahnya secara pribadi
Ini demokrasi terlampau mahal
Demokrasi yang sangat mahal bagi bangsa yang miskin
Bangsa yang berhutang 1.500 triliun rupiahnya
Di sebuah negeri yang 40 juta warganya menganggur tidak mendapatkan kesempatan kerja
Di negeri yang petani miskinnya berpuluh tahun mensubsidi harga beras orang kota
Bangsa yang terhadap keadilan seperti hampir kehilangan harap
Di negeri yang hukum sukar ditegakkan karena tiangnya penuh rayap
Bangsa yang sakit kronis karena dicengkram epidemi korupsi
Di negeri yang malingnya makin banyak dengan datangnya reformasi
Bangsa yang anak-anaknya 6 juta dibelenggu narkoba
Di negeri yang anak-anaknya tidak mendapat bangku sekolah 10 juta
Kemudian bangsa ini makin permisif, segala boleh
Syahwat yang semakin gawat di negri yang kini
Negeri kita adalah surga pornografi yang paling murah didunia
Kemudian bangsa yang bertanya-tanya macam apa ini merdeka?
Dinegri yang seperti dijajah ini
Karena apa? Karena di dikte !
Karena di dikte…! di dikte…!
Oleh kemauan negara adi kuasa
Ada sebagian dari bangsa kita yang nilai-nilai luhurnya berantakan
Ada sebagian dari bangsa kita yang dimatanya tidak jelas lagi batas halal dan haram
Ibarat membentang benang hitam di hutan kelam jam satu malam
Banyak persoalan… banyak persoalan…
Maa dzaa aroodallahu bihadza matsalaa
("Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?") (QS 2:26)
Ini luar biasa ruwet dan sulitnya problema bangsa
Tapi saudaraku… saudaraku… saudaraku
Jangan putus asa
Bersama mari kita selesaikan raksasa permasalahan
Membasmi kebodohan
Memberantas kemiskinan
Menghabisi perilaku koruptif
Mencegah kekerasan dan anarki
Menegakkan… menegakkan hukum dan keadilan
Robbana… robbana…
Semoga kita tetap diberiNya kesempatan dan keampunan
Kemudian… kemudian…
Semoga masih ada cahaya di atas sana
Untuk bangsa kita…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment