30
Apr
Apr
Mengapa Kita Bersholawat
Terdorong dari sabda Baginda SAW yang artinya “janganlah kalian mejadikan makamku sebagai tempat bersenang-senang, namun justru perbanyaklah sholawat atasku !! Sesungguhnaya sholawat yang kalian sampaikan aku terima ( sampai kepadaku ) dimanapun kamu berada”. Tersirat pula bahwa Baginda Nabi SAW bersabda, telah bersabda jibril As : “Sesungguhnya aku memberi kabar gembira kepadamu bahwa sungguh Allah Swt berfirman, “Barangsiapa menyampiakan salam kepadamu maka aku sampaikan salam kepadanya, dan orang yang bersholawat kepadamu, aku berikan sholawat kepadanya”. (Hadist Qudsyi)
Sabda Baginda Nabi SAW pula : bersabda Sayyiduna Jibril As : ” Wahai muhammad tiada seorang yang bersholawat kepada paduka kecuali 70.000 malaikat bersholawat atas orang tersebut, dan siapa yang bersholawati oleh malaikat maka ia tergolong dari penghuni surga”.
Kemudian Baginda Nabi SAW pun pernah bersabda : “Siapa orang yang bersholawat atasku satu kali, Allah Swt sampaikan sholawat atasnya 10 kali, siapa yang bersholawat atasku 100 kali Allah Swt sampaikan sholawat atasnya 100 kali, siapa orang yang bersholawat atasku 100 kali Allah Swt mencatatnya tergolong dari orang yang jauh dari kemunafikan dan bahaya api neraka, serta kelak digolongkan bersama para syahid, perbanyaklah sholawat atasku, setiap namaku disebut sesungguhanya itu menjadi pelebur dari macam-macam keburukan kalian”.
Sebuah kabar gembira dari Baginda Nabi SAW, dirawayatkan : “Siapa orang yang bersholawat atasku setiap hari 100 kali, maka tidaklah ia wafat kecuali sebelumnya akan mengetahui tempatnya kelak disurga”.
Dalam sebuah hadits yang lain diriwayatkan pula : “Siapa orang yang bersholawat atasku setiap hari 100 kali, maka Allah Swt akan mengkabulkan 100 hajatnya, yang teringan dari hajat tersebut bahwa ia akan dibebaskan dari api neraka”.
Demikian penjabaran dari Yang Mulya Asy Syekh Yusuf Bin Ismail Al Nabhany RA.
Kemudian Imam Asy Syakhowi RA menukilkan dari sayyiduna Imam Ali Karrahmallahu Wajhah As Ra, beliau pernah berkata : “Andai aku tidak khawatir lupa akan dzikir kepada Allah Azza Wajalla maka tidak aku dekatkan diri kecuali dengan sholawat atas Nabi SAW, karena pernah kudengar Baginda SAW bersabda : “Bersabda Sayyidunna jibril As : “Wahai Muhammad Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla Berfirman : “Siapa orang yang bersholawat kepada paduka 10 kali sungguh wajib baginya aman dari Murka-Ku”.
Semoga Allah Swt membuka hati agar semua tergolong dari ahli sholawat dan tergolong peraih Syafa’at Rosulullah SAW, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin Bijahi Sayyiduna Muhammadin Tohal Amiin SAW.
Di ketik Oleh : Al-Habib Abdul Qodir bin Al Imam Al Hafidz Al Musnid Al Qutub Prof DR. Al Habib Abdullah Bin Abdul Qodir Bin Ahmad Bil Faqih Al-Alawy RA
Sumber http://majelisremajacintasholawat.blogspot.com/2009/10/mengapa-kita-bersholawat.html
Posted by
cangkruk mania
0
comments
Shalawat 2
1. Apakah pengertian Sholawat ?
Dasar membaca Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW adalah :
Firman Alloh SWT dalam surat Al Ahzab ayat. 56:
• Niat ikhlas beribadah kepada Alloh SWT tanpa pamrih.
• Tadhim dan mahabbah kepada Rosululloh SAW.
• Hatinya HUDHLUR kepada Alloh SWT dan ISTIHDLOR ( merasa berada di hadapan Rosululloh SAW)
• TAWADDU’ ( merendahkan diri ), merasa butuh sekali kepada pertolongan Alloh SWT, butuh sekali Syafa‘at Rosululloh SAW.
Adab tersebut merealisasi sabda Rosululloh SAW, sbb :
. Rosulullooh SAW bersabda
ROSULULLOH SAW BERSABDA :
ROSULULLOH SAW BERSABDA
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
‘Barang siapa membaca Sholawat kepada-Ku tiap hari seribu kali, dia tidak akan mati sehingga dia melihat ,tempatnya di surga”. (DARI ANAS bin MALIK).
• Orang yang menulis Sholawat dimohonkan ampunan oleh para Malaikat
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
Kecaman terhadap orang yang tidak membaca Sholawat antara lain :
• Dia tidak akan melihat wajah Rosulullah SAW
Sabda rosulullooh Saw :
Sabda rosulullooh Saw :
‘Barang siapa tidak mau membaca Sholawat kepada-Ku, maka tidak dianggap sempurna agamanya “. (RlWAYAT IBNU HAMDAN DARI IBNU MAS’UDI).
• Dia termasuk sebakhil–bakhil manusia.
Sabda rosulullooh Saw
Sabda rosulullooh Saw
Keistimewaan membaca Sholawat pada hari jumat siang ataupun malam diterima langsung oleh Rosululloh SAW sendiri.
“Perbanyaklah membaca Sholawat kepada-Ku pada tiap hari Jum’at, maka sesungguhnya bacaan Sholawat ummat-Ku pada tiap hariJumat itu diperlihatkan kepada-Ku “(Diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad Hasan dari Abi Umamah)
12. Bagaiman pandangan para ulama mengenai sholawat ?
Macam-macam nama sholawat dapat dibagi 2 bagian yaitu :
• Nama sholawat yang disesuaikan dengan maksud Do’a yang terkandung didalamnya . misalnya : Sholawat Wahidiyyah, Nariyyah.
• nama sholawat disesuaikan dengan nama muallifnya. Misalnya: sholawat badawi (Disusun oleh imam badawi), sholawat masyisiyah (disusun oleh syekh abdul salam Bin Masysyi Ghouts Fii Zamanihi).
16. Ada berapa macam redaksi sholawat ? sebutkan !
Ada berapa macam redaksi sholawat yaitu :
Kisah membacanya Sholawat Nabi Adam AS dan Nabi Musa A.S kepada Muhammad SAW adalah :
• Kisah Nabi Adam AS membaca Sholawat kepada Rosululloh SAW.
Diceritakan dalm Hadits (Sa’aadatud Daroini hal;88).
Jawab Alloh : ‘Itu Hawa”.
Nabi Adam AS: “Kawinkanlah aku Yaa Alloh dengan dia”.
Alloh SWT : “Beranikah engkau membayar maskawinnya ?”
Nabi Adam AS: “Berapakah maskawinnya ?
Alloh SWT :”Supaya engkau membaca Sholawat kepada yang mempunyai nama (Muhammad SAW), 10 kali”.
Nabi Adam AS: “JIka kulakukan itu apakah Tuhan telah mengawinkan dia dengan aku?”
Alloh SWT : “Benar demikian”.
Kemudian Nabi Adam AS membaca Sholawat sepuluh kali kepada Junjungan kita Kangeng Nabi Besar Muhammad SAW. Maka bacaan Sholawat sepuluh kali itu sebagai maskawinnya Ibu Hawa.
. KISAH NABI MUSA MEMBACA SHOLAWAT KEPADA ROSULULLOH SAW.
Jawab Nabi Musa AS : “benar duhai Tuhanku”.
Firman Alloh : “Perbanyak membaca Sholawat kepada Muhammad Nabi-KU”
Sumber http://sholawat-wahidiyah.com/id/rsl/shlwt.htm
Sholawat menurut arti bahasa adalah :‘’ DO‘A‘’
Menurut istilah adalah:
• Sholawat Alloh SWT kepada Rosululloh SAW berupa Rohmat dan Kemuliaan( Rahmat Tadhim )
• Sholawat dari malaikat yang kepada Kanjeng Nabi SAW berupa permohonan rahmat dan kemuliaan kepada Allah SWT untuk Kanjeng Nabi Muhammad SAW sedangkan selain Kanjeng Nabi berupa permohonan rahmat dan ampunan
• Sholawat orang–orang yang beriman ( manusia dan jin ) ialah permohonan rohmat dan kemuliaan kepada Allah SWT. untuk Kanjeng Nabi SAW, seperti :
ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD
2. Sebutkan dasar membaca Sholawat ! Dasar membaca Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW adalah :
Firman Alloh SWT dalam surat Al Ahzab ayat. 56:
Artinya: ‘‘ sesungguhnya Allah beserta para malaikatnya senantiasa bersholawat untuk Nabi SAW. Hai orang-orang yang beriman bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan padanya (Nabi SAW.).
3. Bagaimana hukumnya membaca ? jelaskan ! Mengenai hukum membaca Sholawat, ada beberapa pendapat dari Ulama ada yang Wajib Bil Ijmal, wajib satu kali semasa hidup, adapula yang berpendapat Sunnah .pendapat yang paling masyhur adalah Sunnah mu’akkad akan tetapi membaca Sholawat pada akhir Tasyahhud akhir dari sholat adalah Wajib, oleh karena itu sudah menjadi rukunnya sholat.
4. Kita Di samping mempersatukan pendapat para ulama tentang kedudukan hukumnya membaca Sholawat diatas yang lebih penting adalah menyadari denan konsekwen bahwa membaca Sholawat kepada Nabi SAW merupakan kewajiban Moral dan keharusan budi nurani tiap–tiap manusia lebih–lebih kita kaum mu’minin, apa sebabnya!
karena disebabkan :
• Kita diperintah membaca Sholawat seperti ayat di atas.
• kita semua berhutang budi kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang tidak terhitung
3. Banyak dan besarnya , dhohiron wa batinan Syafa’atan wa Haqiqotan.
Faedah dan manfa’at membaca Sholawat kembali kepada yang membaca sendiri, keluarganya, masyarakat dan makhluk lain ikut merasakannya bacaan Sholawat tersebut.
5. Apa tujuan membaca sholawat dan bagaimana adabnya ? Tujuan dari membaca Sholawat adalah Ikraman, tadhiman wa Mahabbah kepada Kanjeng Nabi SAW. Didalam membaca Sholawat kita harus memperhatikan adab– adab dalam membaca Sholawat tersebut.
Adapun adab–adab dalam membaca Sholawat antara lain :• Niat ikhlas beribadah kepada Alloh SWT tanpa pamrih.
• Tadhim dan mahabbah kepada Rosululloh SAW.
• Hatinya HUDHLUR kepada Alloh SWT dan ISTIHDLOR ( merasa berada di hadapan Rosululloh SAW)
• TAWADDU’ ( merendahkan diri ), merasa butuh sekali kepada pertolongan Alloh SWT, butuh sekali Syafa‘at Rosululloh SAW.
Adab tersebut merealisasi sabda Rosululloh SAW, sbb :
Artinya ‘‘ Ketika kamu sekalian membaca Sholawat kepada KU maka bagusilah bacaan Sholawat mu itu . sesungguhnya kamu sekalian tidak mengerti sekirannya hal tersebut diperlihatkan kepadaKU ‘‘
6.Apakah Manfa’at dan faedah membaca Sholawat
Manfa’at dan faedah membaca Sholawat antara lain :
• Membaca Sholawat satu kali, balas Alloh SWT rohmat dan maghfiroh sepuluh kali, membaca sepuluh kali dibalas 100 X dan seratus kali membaca Sholawat dicatat dan dijamin bebas dari munafik dan bebas dari neraka, disamping digolongkan dengan para Syuhadak.
bersabda :
“Barang siapa membaca sholawat kepada-Ku 10x, maka Alloh SWT membalas Sholawat kepadanya 100x, dan barang siapa membaca Sholawat kepadaku 100x, maka Alloh SWT menulis pada antara kedua matanya; “bebas d2ri munafzq dan bebas dari neraka “, dan Alloh SWT menempatkan besok pada Yaumul Qiyamah bersama-sama dengan para Syuhadak”.
• Sebagai amal kebagusan, penghapusan keburukan dan sebagai pengangkat derajat si pembaca Sholawat.. Rosulullooh SAW bersabda
”Ya benar, telah datang kepada-ku seorang pendatang dari Tuhan-Ku kemudian berkata : barang siapa diantara ummat-mu membaca Sholawat kepada-mu satu kali, maka sebab bacaan Sholawat tadi Alloh SWT menuliskan baginya 10 kebaikan, dan mengangkat derajatnya 10 tingkatan, dan.Alloh SWT membalas sholawat kepadanya sepadan dengan sholawat yang ia baca “.
7. Manusia yang paling banyak membaca Sholawat , dialah yang paling utama disisi Rosululloh SAW dan yang paling dekat dengan Beliau besok di hari qiyamat Rosulullooh SAW bersabda :
“Sesungguhnya manusia yang paling utama disisi-ku pada hari Qiyamah adalah mereka yang paling banyak bacaan Sholawatnya kepada-Ku”
ROSULULLOH SAW BERSABDA :‘Yang paling banyak diantara kamu sekalian bacaan sholawatnya kepada-Ku, dialah paling dekat dengan Aku besok dt hari Qiyamat. (DARI KITAB SA’ADATUD DAROINI HAL : 58).
8. Sholawat berfungsi Istighfar dan memperoleh jaminan maghfiroh dari Alloh SWT.ROSULULLOH SAW BERSABDA :
“Bacalah kamu sekalian sholawat kepada-Ku, maka sesungguhnya bacaan Sholawat kepada-Ku itu menjadi penebus dosa dan pembersih bagi kamu sekalian dan barang siapa membaca Sholawat kepada-ku satu kali, Alloh SWT membalas kepadanya sepuluh kali (RIWAYAT IBNU ABI ‘ASHIM DARI ANAS bin’ MALIK)
9. Sholawat merupakan pengawal do‘a dan memperoleh keridhoan serta pembersih amal–amal kita.ROSULULLOH SAW BERSABDA
‘Sholawat kamu sekalian kepada-Ku itu merupakan pengawal bagi do’a kamu sekalian dan memperoleh keridloan Tuhan-mu, dan merupakan pembersih amal-amal kamu sekalian (RIWAYAT DAELAMI DARI SAYYIDINA ‘ALI KAROMALLOOHU WAJHAH).
• Merupakan kunci pembuka hijabnya doa hamba kepada Alloh SWT dan menjadi jaminan terkabul nya semua do‘a.ROSULULLOH SAW BERSABDA:
“Segala macam doa itu terhijab~ (terhalangltertutup), sehingga permulaannya berupa pujian kepada Alloh ‘Azza wa Jalla dan sholawat kepada Nabi SAW kemudian berdo’a, maka do’anya itu diijabahi”. (RIWA YA T IMAM NASAI).
• Orang yang membaca Sholawat 100 X setiap hari, akan di kabulkan 100 maca, hajat oleh Alloh SWT, yang 70 macam untuk kepentingan akhirat danyang 30 macam untuk kepentingan di dunia
ROSULULLOH SAW BERSABDA:“Barang siapa membaca Sholawat kepada-KU tiap hari 100 kali, maka Alloh SWT mendatangkan 100 macam hajatnya, yang 70 macam untuk kepentingannya di akhirot, dan yang 30 macam untuk kepentingannya di dunia ” * (DIKELUARKAN OLEH IBNU MUNDIR DARI JABIR).
• Orang yang membaca Sholawat 1000 X setiap hari, tidak akan mati sehingga dia melihat tempatnya di sorga.ROSULULLOH SAW BERSABDA:
‘Barang siapa membaca Sholawat kepada-Ku tiap hari seribu kali, dia tidak akan mati sehingga dia melihat ,tempatnya di surga”. (DARI ANAS bin MALIK).
• Orang yang menulis Sholawat dimohonkan ampunan oleh para Malaikat
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
“Barang siapa yang menulis sholawat kepada-Ku di dalam suatu kitab, maka Malaikat tidak henti-hentinya memohonkan ampun baginya selagi namaKU masih berada di dalam Kitab itu “.
• Bacaan Sholawat menjadi NUR pada hari QiamatROSULULLOH SAW BERSABDA:
” Hiasilah ruangan tempat pertemuanmu, dengan bacaan Sholawat kepada-Ku, maka sesungguhnya bacaan Sholawat kamu sekalian kepada-Ku itu menladi ‘NUR” dihari Qyamat” (DIRIWAYATKAN DARI ANAS bin MALIK)
• Bacaan Sholawat dapat untuk mencuci hati ( operasi mental ).ROSULULLOH SAW BERSABDA:
‘Segala sesuatu itu ada alat . pencuci dan pembasuh. Adapun alat pencuci hati seorang mu’min dan pembasuhnya dari kotoran yang sudah melekatIsudah berkarat itu dengan membaca Sholawat kepada-Ku -.(SA’AADA TUD DAROINI HAL : 511).
• Sholawat akan melancarkan semua usaha dan menghilangkan semua kesulitan hidup yang dihadapi.ROSULULLOH SAW BERSABDA:
Barang siapa yang merasa sulit/ sukar menempuh sesuatu, maka sesungguhnya Sholawat itu akan membuka kesulitan dan menghilangkan kesusahan”. (H.R. THOBRONI DARI ABI HUROIROH RAJ.
10. Kecaman terhadap orang yang tidak membaca Sholawat Kecaman terhadap orang yang tidak membaca Sholawat antara lain :
• Dia tidak akan melihat wajah Rosulullah SAW
Sabda rosulullooh Saw :
” Tidak akan bisa melihat wajah-Ku tiga macam orang. satu, orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya, nomor dua, orang yang meninggalkan (tidak mengerjakan) Sunnah-ku, dan tiga, orang yang tidak-membaca Sholawat kepada-Ku ketika (mendengar) Aku disebut di dekatnya (HADITS MARFU’ DARI AISYAH RA).
• Tidak sempurna agamanya.Sabda rosulullooh Saw :
‘Barang siapa tidak mau membaca Sholawat kepada-Ku, maka tidak dianggap sempurna agamanya “. (RlWAYAT IBNU HAMDAN DARI IBNU MAS’UDI).
• Dia termasuk sebakhil–bakhil manusia.
Sabda rosulullooh Saw
“Barang siapa (mendengar) Aku disebut di dekatnya dan tidak membaca Sholawat kepada-Ku, maka dia itulah sebakhil-bakhil manusia” (RIWAYAT IBNU ABI ASHIM DARI ABI DZARRIN AL-GHIFFARI).
• Dia bukan golongan Rosululloh SAW.Sabda rosulullooh Saw
“Barang siapa (mendengar) Aku disebut, didekatnya dan tidak membaca Sholawat kepadaKu, maka dia bukan dari golongan-Ku dan Akupun bukan dari golongan dia. Kemudian Rosululloh SAW melanjutkan sabdanya (dalam bentuk doa : Yaa Alloh, pertemukanlah orang yang suka berhubungan dengan Aku. dan putuskanlah (hubungan) orang yang tidak mau berhubungan dengan Aku (DIRIWAYATKAN DARI ANAS bin MALIK).
11. Jelaskan Keistimewaan membaca Sholawat pada hari jumat ! Keistimewaan membaca Sholawat pada hari jumat siang ataupun malam diterima langsung oleh Rosululloh SAW sendiri.
“Perbanyaklah membaca Sholawat kepada-Ku pada tiap hari Jum’at, maka sesungguhnya bacaan Sholawat ummat-Ku pada tiap hariJumat itu diperlihatkan kepada-Ku “(Diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad Hasan dari Abi Umamah)
12. Bagaiman pandangan para ulama mengenai sholawat ?
Banyak pandangan–pandangan dan pendapat para ulama mengenai Sholawat. ada yang di angkat dari qoidah–qoidah agamis dan ada pula yang berdasarkan atas keyakinan dan pengaruh zaman Dzauqiyah dan hasil–hasil dari mukasyafah antara lain :
a. Bacaan Sholawat adalah jalan kesurga kata Abu Huroiroh RA.:
“Membaca Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW adalah jalan menuju ke sorga “.
b. Memperbanyak bacaan Sholawat suatu tanda golongan / ahli sunnah kata Sayyidina ‘Ali Zainul ‘Abidin bin Husain bin ‘Ali bin Abi Tholib Rodliyallohu anhum :
“Tanda-tanda ahli Sunnah ialah memperbanyak bacaan Sholawat kepada Kanjeng Nabi Sholialloohu ‘alaihi wa Sallam “.
c. Jalan yang paling dekat kepada Alloh SWT pada akhir zaman.
Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Alloh SWT pada akhir Zaman khususnya bagi orang-orang yang berlarut-larut banyak dosa, adalah memperbanyak istighfar dan membaca Sholawat kepada Nabi SAW”.(Dari Kitab Sa`aadatud Daroini).
d. Untuk menjernihkan hati dan Marifat Billah.
“Sesungguhnya membaca Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW itu (dapat) menerangi hati dan mewushulkan tanpa guru kepada Alloh SWT Dzat yang Maha Mengetahui segala perkara Ghaib “.. (Sa’aadatud Daroini Hal : 36).
f. Sholawat dapat mewusulkan tanpa guru.
“Secara keseluruhan, membaca Sholawat kepada Nabi SAW itu (dapat) mewushulkan kepada Alloh SWT tanpa guru. Oleh karena sesungguhnya Guru dan Sanad di dalam Sholawat itu adalah Shoohibush Sholawat (Ya’ni Rosululloh SAW), oleh karena Sholawat itu diperlihatkan kepada Beliau SAW dan Alloh SWT membalas (memberi) Sholawat kepada si Pembaca Sholawat. Berbeda dengan lainnya Sholawat dari bermacam-macam dzikir itu (harus) ada guru (mursyid) yang arif Billah. Kalau tidak, maka syetan akan masuk ke dalam amalan dzikir itu dan orang yang dzikir tidak dapat memperoleh manfaat daripada dzikirnya”. (Juga disebutkan dalam Saaadatud Daroini hal : 90).
g. Sholawat diterima secara mutlak oleh Alloh SWT.Kata Syekh Showi dalam Tafsir showinya :
‘Dan sesungguhnya para Ulama’ sudah sependapat bahwa sesungguhnya bermacam-macam amal itu ada yang diterima dan ada yang ditolak terkecuali Sholawat kepada Nabi SAW. Maka sesungguhnya Sholawat kepada Nabi SAW itu “Maqbuulatun Qothl’an “(pasti diterima) “. (Taqriibul Ushul Hal : 5 7).
f. Menambah rasa cinta kepada Allah SWT wa Rosulihi SAW.
“Berkata AI-Allamah Syamsuddin bin Qoyyim dalam Kitabnya Jalaail afham : sesungguhnya Sholawat itu menjadi sebab langsungnya rasa cinta kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW & dapat meningkat berlipat-lipat rasa cintanya. Cinta yang demikian itu menjadi ikatan daripada beberapa ikatannya iman, dimana iman itu tidak bisa sempurna kecuali dengannya -.
g. Tercetaknya pribadi Rosululloh SAW dalam hati orang yang membaca Sholawat.
Setengah dari pada faedah membaca Sholawat yang paling besar adalah tercetaknya Shuroh Rosululloh SAW di dalam hati si pembaca Sholawat (Sa’aadatud Daroini Hal : 106).
h. Orang yang ahli Sholawat ketika sakaratul maut dirawuhi oleh Beliau SAW.
“Barang siapa keadaan hidupnya memperbanyak Sholawat kepada Rosululloh SAW, maka ia berhasil mendapat kebahagiaan yang besar sekali, karena ketika sakarotul Maut Rosululloh SAW rawuh di hadapannya (Sa’aadatud Daroini Ha : 516).
i. Mudah mimpi ketemu Rosulullooh saw.
“Sesungguhnya memperbanyak Sholawat dengan mernakai redaksi yang mana saja berfaedah bisa bermimpi ketemu Rosululloh SAW, dan apabila berhasil dengan sungguh-sungguh memperbanyak serta membiasakan/ melanggengkan, maka pembaca Sholawat itu meningkat bisa melihat Rosululloh SAW dalam keadaan jaga “.
Beliau almukarom Asy Syekh Al-’Arif Billah Romo K.H. Abdoel Majid Ma’roef Mualif Sholawat Wahidiyyah berkata antara lain”Membaca sholawat adalah termasuk ibadah sunnah yang paling mudah. Artinya tidak ada syarat-syarat tertentu seperti pada ibadah-ibadah sunnah lainnya. Dan diberi bermacam-macam kebaikan yang tidak diberikan didalam ibadah-ibadah sunah lainnya seperti membaca Qur’an , dzikir, sholat sunnah dan lainnya. Yaitu membaca sholawat spontan menerima Syafa’at dari membaca sholawat itu sendiri. Disamping itu membaca Sholawat sudah mengandung dzikir, istighfar dan mengandung Do’a Li-Qodloil hajat. ini bukan berarti dengan membaca sholawat, tidak usah yang lain-lain bukan berarti begitu tapi kita harus ‘‘YUKTI KULLAA DZI HAQQIN HAQQAH”.dengan mengisi di segala bidang .”
13. Segalah macam Sholawat mempunyai kedudukan yang sama tetapi satu dengan yang lain mempunyai fadlilah yang berbeda – beda, apa sebabnya ! Segalah macam Sholawat mempunyai kedudukan yang sama tetapi satu dengan yang lain mempunyai fadlilah yang berbeda – beda, ini di sebabkan adanya beberapa faktor yang berpengaruh terhadap fadlilah Sholawat yaitu disamping dari Alloh SWT dan Syafaat Rosululloh SAW, falilahnya ada hubungannya dengan :
• Kondisi Muallif Sholawat terutama kondisi batiniyah
• Susunan Redaksi Sholawat
• Situasi dan kondisi masyarakat ketika Sholawat itu di ta‘lif
• Tujuan Sholawat itu di ta‘lif
• Situasi dan kondisi si pembaca Sholawat.
• Adab lahir dan batin ketika membaca Sholawat.
14. Macam macam Sholawat dapat di golongkan menjadi 2 golongan yaitu Sholawat Ma‘tsuroh Sholawat Ghoiru Matsuroh. Jelaskan ! a. Sholawat Ma‘tsuroh : Sholawat yang redaksinya langsung dari Alloh SWT misalnya Sholawat Ibrohimiyah, yaitu seprti dalam bacaan Tasyahhud akhir Sholawat tersebut tidak ada kalimat SAYYIDINAnya. Ini menunjukkan akan keluhuran budi Kanjeng Nabi SAW, selalu sederhana dan tawaddu,yang harus di tiru oleh para umat , adapun kita sering membaca kalimat Sayyidina itu ditambahkan dari para sahabat, sebagai pernyataan penghormataan , ikroman wa mahabbatan.
firman Alloh SWT :
janganlah kamu sekalian memanggil / menyebut pada Rosul seperti halnya engkau memanggil / menyebut diantara kamu sekalian”.
Sabda Rosululloh SAW : .”Saya gusti (pemimpinnya) anak cucu Adam tidak Saya tonjol-tonjolkan (sombong) dan saya permulaannya orang yang dibangunkan dari kubur, dan Saya permulaannya orang yang memberi Syafa’at (pertolongan), dan permulaannya orang-orang yang mendapat syafa’atNYA, ditangan saya benderanya pujian & dibawah bendera itu Nabi Adam AS beserta anak cucunya”.
b. Sholawat Ghoiru Matsuroh : Sholawat ghoiro ma’tsuroh yaitu: yaitu sholawat yang disusun oleh selain kanjeng nabi SWT yaitu : yaitu oleh para sahabat, tabi’in, ailiyak, para ulama’ dan umumnya orang islam. Misalnya: Shollawat nariyah, munjiyat, badawi, bardah dan masih banyak lagi. Diantara sholawat Wahidiyyah.15. Macam-macam nama sholawat dapat dibagi 2 bagian sebutkan !.
Macam-macam nama sholawat dapat dibagi 2 bagian yaitu :
• Nama sholawat yang disesuaikan dengan maksud Do’a yang terkandung didalamnya . misalnya : Sholawat Wahidiyyah, Nariyyah.
• nama sholawat disesuaikan dengan nama muallifnya. Misalnya: sholawat badawi (Disusun oleh imam badawi), sholawat masyisiyah (disusun oleh syekh abdul salam Bin Masysyi Ghouts Fii Zamanihi).
16. Ada berapa macam redaksi sholawat ? sebutkan !
Ada berapa macam redaksi sholawat yaitu :
a. Sholwat yang berbentuk permohonan kepada Allah SWT seperti :
ALLOHUMMA SHOLLI ‘AALA SAYYIDINAA MUHAMMAD
b. Sholawat yang langsung dihaturkan kepada beliau nabi muhammad SAW misalnya :
ASSHOLAATU WASSALAAMU ‘ALAIKA WA ‘ALAA ALIKA YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH
c. Sholawat yang redaksinya hanya merupakan kalam khobar :
SHOLLALLOHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.
17. Bagaiman Kisah membacanya Sholawat Nabi Adam AS dan Nabi Musa A.S kepada Muhammad SAW Kisah membacanya Sholawat Nabi Adam AS dan Nabi Musa A.S kepada Muhammad SAW adalah :
• Kisah Nabi Adam AS membaca Sholawat kepada Rosululloh SAW.
Diceritakan dalm Hadits (Sa’aadatud Daroini hal;88).
Ketika Alloh SWT ‘azza,waJalla telah menciptakan Nabi Adam AS nenek moyang kita dan setelah membukakan penglihatan matanya, maka memandanglah Nabi Adam AS pada ‘ARSY dan melihat tulisan ‘MUHAMMAD’ diatas ‘PENDOP0′-NYA’ARSY, maka maturlah kepada Alloh,-: Duhai Tuhanku, adakah orang yang lebih mulya disampingMU selain aku”.Jawab Alloh SWT: “Benar, Yaitu nama seorang Nabi dari keturunan-mu yang lebih mulya disamping-MU dari pada engkau.Dan jika tidak karena Dia, AKU tidak menciptakan langit, bumi,surga dan neraka”
Setelah Alloh menciptakan Ibu Hawa dari tulang rusuk kiri Nabi Adam AS, maka Nabi Adam AS mengarahkan pandangannya keatas dan terlihatlah olehnya “satu makhIuq” yang lain dari padanya seorang wanita cantik jelita yang karenanya Alloh SWT memberikan rasa syahwat kepada Nabi Adam AS. Dan ketika itu maturlah Nabi Adam AS kepada Alloh SWT :
Maturnya : Muhai Tuhanku, siapakah gerangan itu ?Jawab Alloh : ‘Itu Hawa”.
Nabi Adam AS: “Kawinkanlah aku Yaa Alloh dengan dia”.
Alloh SWT : “Beranikah engkau membayar maskawinnya ?”
Nabi Adam AS: “Berapakah maskawinnya ?
Alloh SWT :”Supaya engkau membaca Sholawat kepada yang mempunyai nama (Muhammad SAW), 10 kali”.
Nabi Adam AS: “JIka kulakukan itu apakah Tuhan telah mengawinkan dia dengan aku?”
Alloh SWT : “Benar demikian”.
Kemudian Nabi Adam AS membaca Sholawat sepuluh kali kepada Junjungan kita Kangeng Nabi Besar Muhammad SAW. Maka bacaan Sholawat sepuluh kali itu sebagai maskawinnya Ibu Hawa.
. KISAH NABI MUSA MEMBACA SHOLAWAT KEPADA ROSULULLOH SAW.
Dikisahkan di dalam Kitab “Syifa’ul Asqom”, Syekh Al Hafidz Abi Nuaem menceriterakan bahwa menurut hadits ada diceriterakan wahyu Alloh SWT kepada Nabi Musa AS sebagai berikut :
Firman : Alloh *”Wahai Musa, apakah-engkau ingin AKU ‘ lebih dekat kepadamu dari dekatnya kalammu terhadap lesanmu, supaya AKU lebih dekat kepadamu daripada dekatnya pandangan matamu terhadap matamu dan supaya AKU lebih dekat kepadamu daripada dekatnya rohmu terhadap badanmu. ?Jawab Nabi Musa AS : “benar duhai Tuhanku”.
Firman Alloh : “Perbanyak membaca Sholawat kepada Muhammad Nabi-KU”
Sumber http://sholawat-wahidiyah.com/id/rsl/shlwt.htm
Posted by
cangkruk mania
0
comments
Shalawat adalah Mas Kawin Nabi Adam as
Shalawat adalah Mas Kawin Nabi Adam as
Diceritakan dalm Hadits (Sa’aadatud Daroini hal;88).
Ketika Alloh SWT ‘azza,waJalla telah menciptakan Nabi Adam AS nenek moyang kita dan setelah membukakan penglihatan matanya, maka memandanglah Nabi Adam AS pada ‘ARSY dan melihat tulisan ‘MUHAMMAD’ diatas ‘PENDOP0′-NYA’ARSY, maka maturlah kepada Alloh,-: Duhai Tuhanku, adakah orang yang lebih mulya disampingMU selain aku”.Jawab Alloh SWT: “Benar, Yaitu nama seorang Nabi dari keturunan-mu yang lebih mulya disamping-MU dari pada engkau.Dan jika tidak karena Dia, AKU tidak menciptakan langit, bumi,surga dan neraka”
Setelah Alloh menciptakan Ibu Hawa dari tulang rusuk kiri Nabi Adam AS, maka Nabi Adam AS mengarahkan pandangannya keatas dan terlihatlah olehnya “satu makhIuq” yang lain dari padanya seorang wanita cantik jelita yang karenanya Alloh SWT memberikan rasa syahwat kepada Nabi Adam AS. Dan ketika itu maturlah Nabi Adam AS kepada Alloh SWT :
Maturnya : Muhai Tuhanku, siapakah gerangan itu ?Jawab Alloh : ‘Itu Hawa”.
Nabi Adam AS: “Kawinkanlah aku Yaa Alloh dengan dia”.
Alloh SWT : “Beranikah engkau membayar maskawinnya ?”
Nabi Adam AS: “Berapakah maskawinnya ?
Alloh SWT :”Supaya engkau membaca Sholawat kepada yang mempunyai nama (Muhammad SAW), 10 kali”.
Nabi Adam AS: “JIka kulakukan itu apakah Tuhan telah mengawinkan dia dengan aku?”
Alloh SWT : “Benar demikian”.
Kemudian Nabi Adam AS membaca Sholawat sepuluh kali kepada Junjungan kita Kangeng Nabi Besar Muhammad SAW. Maka bacaan Sholawat sepuluh kali itu sebagai maskawinnya Ibu Hawa.
Posted by
cangkruk mania
0
comments
Ilmu Shalawat
Arti Shalawat
SHALAWAT bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah.
Arti bershalawat dapat dilihat dari pelakunya. Jika shalawat itu datangnya dari Allah Swt. berarti memberi rahmat kepada makhluk. Shalawat dari malaikat berarti memberikan ampunan. Sedangkan shalawat dari orang-orang mukmin berarti suatu doa agar Allah Swt. memberi rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya.
Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw., bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).
Hukum Bershalawat
Para ulama berbeda pendapat tentang perintah yang dikandung oleh ayat “Shallû ‘Alayhi wa Sallimû Taslîmân = bershalawatlah kamu untuknya dan bersalamlah kamu kepadanya,” apakah untuk sunnat apakah untuk wajib.
Kemudian apakah shalawat itu fardlu ‘ain ataukah fardlu kifayah. Kemudian apakah membaca shalawat itu setiap kita mendengar orang menyebut namanya ataukah tidak.
Asy-Syâfi’i berpendapat bahwa bershalawat di dalam duduk akhir di dalam sembahyang, hukumnya fardlu. Jumhur ulama berpendapat bahwa shalawat itu adalah sunnat.
Kata Al-Syakhâwî : “Pendapat yang kami pegangi ialah wajibnya kita membaca shalawat dalam duduk yang akhir dan cukup sekali saja dibacakan di dalam suatu majelis yang di dalam majelis itu berulang kali disebutkan nama Rasul.
Al-Hâfizh Ibn Hajar Al-Asqalânî telah menjelaskan tentang madzhab-madzhab atau pendapat-pendapat ulama mengenai hukum bershalawat dalam kitabnya “Fath al-Bârî”, sebagaimana di bawah ini.
Para ulama yang kenamaan, mempunyai sepuluh macam madzhab (pendirian) dalam masalah bershalawat kepada Nabi Saw.:
Pertama, madzhab Ibnu Jarîr Al-Thabarî. Beliau berpendapat, bahwa bershalawat kepada Nabi, adalah suatu pekerjaan yang disukai saja.
Kedua, madzhab Ibnu Qashshar. Beliau berpen-dapat, bahwa bershalawat kepada Nabi suatu ibadat yang diwajibkan. Hanya tidak ditentukan qadar banyaknya. Jadi apabila seseorang telah bershalawat, biarpun sekali saja. Terlepaslah ia dari kewajiban.
Ketiga, madzhab Abû Bakar Al-Râzî dan Ibnu Hazmin. Beliau-beliau ini berpendapat, bahwa bershalawat itu wajib dalam seumur hidup hanya sekali. Baik dilakukan dalam sembahyang, maupun di luarnya. Sama hukumnya dengan mengucapkan kalimat tauhid. Selain dari ucapan yang sekali itu hukumnya sunnat.
Keempat, madzhab Al-Imâm Al-Syâfi’i. Imam yang besar ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib dibacakan dalam tasyahhud yang akhir, yaitu antara tasyahhud dengan salam.
Kelima, madzhab Al-Imâm Asy-Sya’bî dan Ishâq. Beliau-beliau ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib hukumnya dalam kedua tasyahud, awal dan akhir.
Keenam, madzhab Abû Ja’far Al-Baqîr. Beliau ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib dibaca di dalam sembahyang. Cuma beliau tidak menentukan tempatnya. Jadi, boleh di dalam tasyahhud awal dan boleh pula di dalam tasyahhud akhir.
Ketujuh, madzhab Abû Bakar Ibnu Bakir. Beliau ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib kita membacanya walaupun tidak ditentukan bilangannya.
Kedelapan, madzhab Al-Thahawî dan segolongan ulama Hanafiyah. Al-Thahawî berpendapat bershalawat itu diwajibkan pada tiap-tiap kita mendengar orang menyebut nama Muhammad. Paham ini di ikuti oleh Al-Hulaimî dan oleh segolongan ulama Syâfi’iyyah.
Kesembilan, madzhab Al-Zamakhsyarî. Al-Zamakhsyarî berpendapat, bahwa shalawat itu dimustikan pada tiap-tiap majelis. Apabila kita duduk dalam suatu majelis, wajiblah atas kita membaca Shalawat kepada Nabi, satu kali.
Kesepuluh, madzhab yang dihikayatkan oleh Al-Zamkhsyarî dari sebagian ulama Madzhab ini berpendapat bahwa bershalawat itu diwajibkan pada tiap-tiap kita mendoa.
Untuk mengetahui manakah paham yang harus dipegangi dalam soal ini, baiklah kita perhatikan apa yang telah diuraikan oleh Al-Imâm Ibn Al-Qayyim dalam kitabnya Jalâul Afhâm, katanya : “Telah bermufakat semua ulama Islam atas wajib bershalawat kepada Nabi, walaupun mereka berselisih tentang wajibnya di dalam sembahyang. Segolongan ulama tidak mewajibkan bershalawat di dalam sembahyang. Di antaranya ialah, Al-Thahawî, Al-Qâdhî al-’Iyâd dan Al-Khaththabî. Demikianlah pendapat para fuqaha selain dari Al-Syâfi’i.”
Dengan uraian yang panjang Al-Imâm Ibn Al-Qayyim membantah paham yang tidak mewajibkan shalawat kepada Nabi Saw. di dalam sembahyang dan menguatkan paham Al-Syâfi’i yang mewajibkannya.
Al-Imâm Ibn Al-Qayyim berkata: “Tidaklah jauh dari kebenaran apabila kita menetapkan bahwa shalawat kepada Nabi itu wajib juga dalam tasyahhud yang pertama. Cuma hendaklah shalawat dalam tasyahhud yang pertama, diringkaskan. Yakni dibaca yang pendek.
Maka apabila kita renungkan faham-faham yang telah tersebut itu, nyatalah bahwa bershalawat kepada Nabi itu disuruh, dituntut, istimewa dalam sembahyang dan ketika mendengar orang menyebut nama Nabi Muhammad Saw.
Berkata Al-Faqîh Ibn Hajar Al-Haitamî dalam Al-Zawâjir: “Tidak bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. ketika orang menyebut namanya, adalah merupakan dosa besar yang keenampuluh.”
Artinya: “Apakah tidak lebih baik saya khabarkan ke-padamu tentang orang yang dipandang sebagai manusia yang sekikir-kikirnya? Menjawab sahabat : Baik benar, ya Rasulullah. Maka Nabi-pun bersabda : Orang yang disebut namaku dihadapannya, maka ia tidak bershalawat ke-padaku, itulah manusia yang sekikir-kikirnya.” (HR. Al-Turmudzû dari ‘Ali).
Kemudian hadis Nabi yang lain
Artinya: “Kaum mana saja yang duduk dalam suatu majelis dan melamakan duduknya dalam majelis itu, kemudian mereka bubar dengan tidak menyebut nama Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi, niscaya mereka menghadapi kekurangan dari Allah. Jika Allah meng-hendaki, Allah akan mengadzab mereka dan jika Allah menghendaki, Allah akan memberi ampunan kepada mereka. ” (HR Al-Turmudzî).
Sumber http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/12/1/pustaka-171.html
SHALAWAT bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah.
Arti bershalawat dapat dilihat dari pelakunya. Jika shalawat itu datangnya dari Allah Swt. berarti memberi rahmat kepada makhluk. Shalawat dari malaikat berarti memberikan ampunan. Sedangkan shalawat dari orang-orang mukmin berarti suatu doa agar Allah Swt. memberi rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya.
Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw., bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).
Hukum Bershalawat
Para ulama berbeda pendapat tentang perintah yang dikandung oleh ayat “Shallû ‘Alayhi wa Sallimû Taslîmân = bershalawatlah kamu untuknya dan bersalamlah kamu kepadanya,” apakah untuk sunnat apakah untuk wajib.
Kemudian apakah shalawat itu fardlu ‘ain ataukah fardlu kifayah. Kemudian apakah membaca shalawat itu setiap kita mendengar orang menyebut namanya ataukah tidak.
Asy-Syâfi’i berpendapat bahwa bershalawat di dalam duduk akhir di dalam sembahyang, hukumnya fardlu. Jumhur ulama berpendapat bahwa shalawat itu adalah sunnat.
Kata Al-Syakhâwî : “Pendapat yang kami pegangi ialah wajibnya kita membaca shalawat dalam duduk yang akhir dan cukup sekali saja dibacakan di dalam suatu majelis yang di dalam majelis itu berulang kali disebutkan nama Rasul.
Al-Hâfizh Ibn Hajar Al-Asqalânî telah menjelaskan tentang madzhab-madzhab atau pendapat-pendapat ulama mengenai hukum bershalawat dalam kitabnya “Fath al-Bârî”, sebagaimana di bawah ini.
Para ulama yang kenamaan, mempunyai sepuluh macam madzhab (pendirian) dalam masalah bershalawat kepada Nabi Saw.:
Pertama, madzhab Ibnu Jarîr Al-Thabarî. Beliau berpendapat, bahwa bershalawat kepada Nabi, adalah suatu pekerjaan yang disukai saja.
Kedua, madzhab Ibnu Qashshar. Beliau berpen-dapat, bahwa bershalawat kepada Nabi suatu ibadat yang diwajibkan. Hanya tidak ditentukan qadar banyaknya. Jadi apabila seseorang telah bershalawat, biarpun sekali saja. Terlepaslah ia dari kewajiban.
Ketiga, madzhab Abû Bakar Al-Râzî dan Ibnu Hazmin. Beliau-beliau ini berpendapat, bahwa bershalawat itu wajib dalam seumur hidup hanya sekali. Baik dilakukan dalam sembahyang, maupun di luarnya. Sama hukumnya dengan mengucapkan kalimat tauhid. Selain dari ucapan yang sekali itu hukumnya sunnat.
Keempat, madzhab Al-Imâm Al-Syâfi’i. Imam yang besar ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib dibacakan dalam tasyahhud yang akhir, yaitu antara tasyahhud dengan salam.
Kelima, madzhab Al-Imâm Asy-Sya’bî dan Ishâq. Beliau-beliau ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib hukumnya dalam kedua tasyahud, awal dan akhir.
Keenam, madzhab Abû Ja’far Al-Baqîr. Beliau ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib dibaca di dalam sembahyang. Cuma beliau tidak menentukan tempatnya. Jadi, boleh di dalam tasyahhud awal dan boleh pula di dalam tasyahhud akhir.
Ketujuh, madzhab Abû Bakar Ibnu Bakir. Beliau ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib kita membacanya walaupun tidak ditentukan bilangannya.
Kedelapan, madzhab Al-Thahawî dan segolongan ulama Hanafiyah. Al-Thahawî berpendapat bershalawat itu diwajibkan pada tiap-tiap kita mendengar orang menyebut nama Muhammad. Paham ini di ikuti oleh Al-Hulaimî dan oleh segolongan ulama Syâfi’iyyah.
Kesembilan, madzhab Al-Zamakhsyarî. Al-Zamakhsyarî berpendapat, bahwa shalawat itu dimustikan pada tiap-tiap majelis. Apabila kita duduk dalam suatu majelis, wajiblah atas kita membaca Shalawat kepada Nabi, satu kali.
Kesepuluh, madzhab yang dihikayatkan oleh Al-Zamkhsyarî dari sebagian ulama Madzhab ini berpendapat bahwa bershalawat itu diwajibkan pada tiap-tiap kita mendoa.
Untuk mengetahui manakah paham yang harus dipegangi dalam soal ini, baiklah kita perhatikan apa yang telah diuraikan oleh Al-Imâm Ibn Al-Qayyim dalam kitabnya Jalâul Afhâm, katanya : “Telah bermufakat semua ulama Islam atas wajib bershalawat kepada Nabi, walaupun mereka berselisih tentang wajibnya di dalam sembahyang. Segolongan ulama tidak mewajibkan bershalawat di dalam sembahyang. Di antaranya ialah, Al-Thahawî, Al-Qâdhî al-’Iyâd dan Al-Khaththabî. Demikianlah pendapat para fuqaha selain dari Al-Syâfi’i.”
Dengan uraian yang panjang Al-Imâm Ibn Al-Qayyim membantah paham yang tidak mewajibkan shalawat kepada Nabi Saw. di dalam sembahyang dan menguatkan paham Al-Syâfi’i yang mewajibkannya.
Al-Imâm Ibn Al-Qayyim berkata: “Tidaklah jauh dari kebenaran apabila kita menetapkan bahwa shalawat kepada Nabi itu wajib juga dalam tasyahhud yang pertama. Cuma hendaklah shalawat dalam tasyahhud yang pertama, diringkaskan. Yakni dibaca yang pendek.
Maka apabila kita renungkan faham-faham yang telah tersebut itu, nyatalah bahwa bershalawat kepada Nabi itu disuruh, dituntut, istimewa dalam sembahyang dan ketika mendengar orang menyebut nama Nabi Muhammad Saw.
Berkata Al-Faqîh Ibn Hajar Al-Haitamî dalam Al-Zawâjir: “Tidak bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. ketika orang menyebut namanya, adalah merupakan dosa besar yang keenampuluh.”

Kemudian hadis Nabi yang lain

Sumber http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/12/1/pustaka-171.html
Posted by
cangkruk mania
0
comments
Mencintai Nabi Dg Ber Shalawat
Mencintai Nabi dg Ber Shalawat
Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasihNya. Maka taati dan bertaqwalah kepadaNya. Kuwariskan 2 hal pada kalian, Al Quran dan Sunnahku. Barangsiapa mencintai sunnahku, berarti mencintaiku dan kelak orang yagn mencintaiku akan bersama sama masuk surga bersamaku”
Kutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabanya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengna berkaca kaca. Umar dadanya berdegubkencang menaha napas dan tangisnya. Utsman menghela napas panjang. Ali menundukkan kepala dalam dalam…..Isyarat itu telah datang, saatnya telah tiba.
“Rasulullah akan meninggalkan kita semua” desah hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda tanda itu semakin kuat tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun mimbar.
Saat itu seluruh sahabat yang hadir serasa Manahan detik detik berlalu. Matahari kian tinggi, tetapi pintu Rasulullah masih tertutup. Di dalamnya Rasulullah sedang terbaring lemah dengan kening berkeringat dan membasahi pelepah kurma yagn menjadi alas tempat tidurnya.
Tiba tida dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya.
Tetapi Fatimah tidak mengijinkannya masuk.
“Maafkanlah, tetapi ayahku sedang demam” kata Fatimah sambil membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian dia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membukakan mata dan beratnya pada Fatimah.
“Siapakah itu, wahai putriku?”
“Aku tidak kenal ayah, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya” tutur Fatimah lembut. Lalu Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu satu garis wajahnya seolah hendak di kenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat maut,” kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tetapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yagn sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasulullah dengan suara lemah.
“Pintu pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tetapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” Tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya’” kata Jibril. Detik detik semakin dekat, saatnya Izrail melaksanakan tugas. Perlahan ruh Rasulullah di tarik.
Tamapak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini’ lirih Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali disampingnya menunduk kian dalam dan Jibril membuang muka.
“jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?’ Tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah di renggut ajal” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dasyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku”
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya, ‘Ushikum bi ash shalati wa ma malakat aimanukuk’ Peliharalah shalatmu dan santuni orang orang lemah di antaramu.
Di luar pintu, tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat sahabat saling berpelukan. Fatimahmenutup wajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasul yagnmulai kebiruan. ‘Ummati ummati ummati’ dan pupuslah kembang hidup manusia mulia itu.
Siapakah yang disapa lembaut Rasulullah pada detik detik akhir hayatnya? Umatku…umatku…umatku… Inilah Nabi yang membasahi janggutnya dengan air mata akrena memikirkan derita umat sepeninggalnya, yagn merebahkan dirinya di atas tanah dan mengangkatnya sebelum Allah mengizinkannya untuk memberikan syafaat kepada umatnya, yang suka dukanya terpaut dengan umat yang dipimpinnya.
‘Telah datang kepadamu seorang rasul dari kalanganmu sendiri. Berat baginya apa yag kamu derita, sangat ingin agar kamu mendapatkan kebahagiaan. Ia sangat pengasih dan penyayang kepada orang orang yang beriman’ (QS At Taubah, 9:128)
Begitu besar cinta Rasul kepada umatnya. Begitu dalam kasih sayangnya kepada kita semua. Kini, mampukah kita membalas cinta sucinya?
Posted by
cangkruk mania
0
comments
Kumpulan Shalawat 1
Kumpulan Shalawat 1





Berkata Al-Nawâwî dalam Al-Adzkâr: “lafazh sha-lawat yang paling utama dibaca, ialah lafazh shalawat yang lengkap ini.

Lafazh-lafazh shalawat yang ringkas, ialah lafazh-lafazh yang diriwayatkan oleh Abû Dâud dan Al-Nasâ’i, yaitu :



Berkata Al-Sayuthî dalam Al-Hirz al-Ma’ânî: “Saya telah membaca keterangan Al-Subkî yang diterimanya dari ayahnya di dalam Al-Thabaqat, katanya: Sebaik-baiknya shalawat untuk dibaca dalam bershalawat, ialah bunyi shalawat yang dibaca di dalam tasyahhud (yang diriwayat-kan oleh Bukhârî dan Muslim). Maka barangsiapa mem-bacanya, dipandanglah ia telah bershalawat dengan sem-purna, dan barangsiapa membaca selainnya, maka mereka tetap berada dalam keraguan, karena bunyi lafazh-lafazh yang diriwayatkan oleh Bukhârî Muslim itu, adalah lafazh shalawat yang sering diajar oleh Nabi sendiri dan yang sering disuruh supaya kita membacanya.”
Dalam tasyahud akhir, Imam Syâfi’i r.a. menganggap shalawat atas Nabi Saw. sebagai salah satu dari rukun salat. Beliau biasa memakai shalawat sebagai berikut:

Selain itu, beliau juga suka memakai sighat shalawat lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Malik di dalam kitab Al-Muwattha’. Shalawat di atas juga diriwayatkan oleh Abû Dâud, Al-Turmudzî, Al-Nasâ’i, dan Al-Bayhaqi dari Ibn Mas’ûd, dengan ditambah lafal Sayyidinâ untuk Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim.
Tambahan lafal sayyidina boleh jadi sebagai adab dari beliau atau mungkin pula mengikuti ucapan Rasulullah Saw. dalam salah satu sabdanya yang mengatakan:

Rasulullah Saw. juga bersabda, ditunjukan kepada Sa’ad bin Mu’adz:

Dalam hal ini Imam Syâfi’î r.a., telah mengamalkan shalawat yang dianggap oleh beliau paling sahih sanadnya.

Penjelasan:
Imam Al-Sya’rânî menuturkan bahwa Nabi Saw. Bersabda:
“Barangsiapa yang membaca shalawat ini, berarti ia telah membukakan bagi dirinya tujuh puluh pintu rahmat, dan ditanamkan Allah kecintaan kepada dirinya dalam hati umat manusia.”
Diceritakan, seorang penduduk negeri Syam datang meng-hadap Rasulullah Saw seraya berkata, “Ya Rasulullah, ayah saya sudah sangat tua, namun beliau ingin sekali melihat Anda.”
Rasulullah menjawab, “Bawa dia kemari!”
Orang itu berkata, “la buta, tidak bisa melihat.”
Rasulullah lalu bersabda, “Katakanlah kepadanya supaya ia mengucapkan Shallallâhu ‘alâ Muhammdin selama tujuh minggu setiap malam. Semoga ia akan melihatku dalam mimpi dan dapat meriwayatkan hadis dariku.”
Anjuran Rasulullah itu ditruti oleh orang tersebut. Benar saja, ternyata ia bisa bermimpi melihat Rasulullah Saw. Serta meriwayatkan hadis dari beliau.

Penjelasan:
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Barangsiapa yang meng-ucapkan Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa Sallim ketika ia berdiri, dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia duduk. Barangsiapa yang mengucapkannya ketika duduk, dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia berdiri. ”

Penjelasan :
Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Ihyâ’ mengatakan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku pada malam Jumat se-banyak delapan puluh kali, Allah akan mepgampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun.”
Kemudian ditanyakan, “Ya Rasulullah, bagaimana cara memberi shalawat kepadamu itu?”
Rasulullah menjawab, ‘Allâhumma shalli ‘alâ Muhamadin ‘abdika wa Nabiyyika al-Nabiyyi al-Ummî.”
Diriwayatkan bahwa, barangsiapa yang membacanya setiap hari dan setip malam sebanyak 500 kali, niscaya dia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Nabi Saw. dalam keadaan sadar.

Penjelasan:
Al-Fasi berkata, “Shalawat ini disebutkan oleh Jabar dari sahabat Ibn ‘Umar r.a. Disebutkannya pula keutamaan yang besar dari shalawat ini dan kebajikan bagi seorang laki-laki yang mengucapakannya dihadapan nabi Saw.”

Penjelasan :
Shalawat ini dikemukakan oleh Al-Thabrânî, Ahmad, Al-Bazzar, dan Ibn ‘Ashim dari sahabat Ruwayfi bin Tsabit al-Anshari. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku dengan shalawat ini, berarti ia berhak mendapatkan syafa’atku.”

Penjelasan :
Imam Al-Sya’rânî menutrkan bahwa Nabi Saw. telah ber-sabda, “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku dengan cara yang dikemukakan dalam shalawat ini, ia akan melihatku di alam mimpi. Barangsiapa yang me-lihatku di alam mimpinya, ia akan melihatku di Hari Kiamat. Baranggiapa yang melihatku di Hari Kiamat, aku akan memberinya syafaat. Barangsiapa yang aku beri syafaat, niscaya ia akan minum dari telagaku dan di-haramkan jasadnya oleh Allah dari neraka.

Penjelasan :
Imam Al-Sya’rânî menuturkan bahwa seorang laki-laki menghadap Rasulullah Saw. ketika beliau sedang duduk di dalam masjid. Orang itu berkata, Assalâmu ‘alaykum, wahai ahli kemuliaan!”
Orang itu lalu didudukkan oleh Nabi Saw di tengah-tengah. yaitu antara beliau dan Abu Bakar r.a. Orang-orang yang hadir ketika itu menjadi heran menyaksikan hal itu hingga Nabi Saw. menjelaskan. “Jibril a.s. telah datang kepadaku memberitahukan bahwa orang ini telah memberi shalawat kepadaku dengan shalawat yang belum pemah dibaca oleh seorang pun sebelumnya.”
Lalu Abu Bakar bertanya. “Bagaimana shalawatnya ya Rasulullah? Kemudian Rasulullah Saw. menyebutkan sha-lawat tersebut di atas.

Penjelasan:
Al-Hafizh Al-Sakhâwî menuturkan, seandainya seseorang bersumpah bahwa ia akan mengucapkan shalawat yang paling utama, maka shalawat ini telah membebaskan ia dari sumpahnya itu.
Pen-syarah kitab Dalâ’il mengatakan, bahwa lafal shalawat ini diambil dari hadis Ummul Mukminin. Juwairiyah.

Penjelasan:
Shalawat di atas disebutkan di dalam kitab Dalâ’il. Dalam syarah kitab tersebut disebutkan riwayat dari Hasan bin ‘Ali Al-Aswânî. Ia berkata, “Barangsiapa yang membaca shalawat ini dalarn setiap perkara penting atau bencana sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melepaskan bencana itu darinya, dan menyampaikan apa yang diinginkannya.”

Penjelasan :
Shalawat ini dinamakan shalawat ‘Cahaya Kiamat’. Sha-lawat ini disebut demikian karena banyaknya cahaya yang akan diperoleh oleh orang yang membacanya pada Hari Kiamat kelak.”
Sayyid Ahmad Al-Shâwî dan yang lainnya mengatakan, shalawat ini saya dapatkan tertulis di atas sebongkah batu dengan tulisan qudrati.
Di dalam syarah atas kitab Dalâ’il disebutkan, sebagian pemuka para wali mengatakan, bahwa shalawat ini berbanding dengan 14.000 shalawat lainnya.

Shalawat di atas dinamakan Al-Shalât al-’Adâdiyyah.

Penjelasan:
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya (no.17) adalah dua sighat shalawat dari Imam Al-Syâfi’i r.a.
Berkaitan dengan shalawat pertama (no.17) telah dice-ritakan di dalam syarah atas kitab Dalâ’il, bahwa Imam Al-Syâfi’i pernah bermimpi bertemu seseorang, lalu dikatakan kepadanya, “Apa yang telah diperbuat Allah atas diri Anda?”
Imam Al-Syâfi’i menjawab, Allah telah mengampuni diriku.” “Dengan amal apa?” orang itu bertanya lagi.
“Dengan lima kalimat yang aku pergunakan untuk memberi shalawat kepada Nabi Saw.,” Jawab Imam Al-Syafi’i.
“Bagaimana bunyinya?”
Lantas beliau mengucapkan shalawat tersebut di atas.
Sedangkan berkaitan dengan shalawat kedua (no.18 ), Al- Mazânî bertutur sebagai berikut:
Saya bermimpi melihat Imam Al-Syâfi’i. Lalu saya bertanya pada beliau, “Apa yang telah diperbuat Allah terhadap diri Anda?”
Beliau menjawab, Allah telah mengampuni diriku berkat shalawat yang aku cantumkan di dalam kitab Al-Risâlah, yaitu: Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin kullama dza-karaka al-Dzâkirûna wa Shalli ‘alâ Muhammadin kullamâ ghafala ‘an dzikrik al-Ghâfilûna.”
Sementara itu, Imam Al-Ghazali di dalam kitab Al-Ihyâ’ menuturkan hal berkut:
Abu Al-Hasan Al-Syâfi’i menuturkan, “Saya telah bermimpi melihat Rasulullah Saw., lalu saya bertanya, “Ya Rasulullah, dengan apa Al-Syâfi’i diberi pahala dari sebab ucapannya dalam kitab Al-Risâlah: Washallallâhu ‘alâ muhammaddin kullamâ dzakara al-Dzdâkirûn waghafala ‘an dzikrik al-ghâfilûn?’ Rasulullah meniawab: ‘la tidak ditahan untuk dihisab.”‘

Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Ahmad Al-Badawi r.a., Sayyid Ahmad Ruslan mengomentari shalawat ini, “Sha-lawat ini sangat mujarab untuk menunaikan hajat, mengusir kesusahan, menolak bencana, dan memperoleh ca-haya; bahkan sangat manjur untuk segala keperluan.”

Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Syamsuddin Muham-mad Al-Hanafi r.a. (Sultan Hanafi). la termasuk salah seorang keturunan Abu Bakar Al-Shiddiq r.a. la telah menjabat kedudukan sebagai kutub para wali (quthb awliya) selama 46 tahun 3 bulan dan beberapa hari. Selama masa jabatannya itu, ia merupakan quthb ghawts mufrad jam’i.
Banyak sekali cerita-cerita berkenaan dengan riwayat hidup dan karamahnya: Di antaranya ia tidak pernah ber-diri satu kali pun bila menyambut kedatangan para raja. Bahkan, jika ada salah searang di antara raja-raja itu datang kepadanya, raja tersebut merendahkan diri di hadapannya, duduk dengan sopan tanpa menaleh ke kiri dan ke kanan selama berada di hadapan beliau.

Penjelasan:
Shalawat di atas bersumber dari Sayyidina Abu Al-Hasan Al-Syadzili r.a. ia berbanding dengan seratusribu shalawat lainnya. Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini berguna untuk melepaskan kesulitan.

Penjelasan:
Shalawat di atas berasal dari Sayyid Abu Al-Mukarim Syaikh Muhammad Syamsuddin bin Abi Al-Hasan Al-Bakri r.a.
Di antara khasiat shalawat ini adalah, bahwa bagi siapa saja yang membacanya, walaupun hanya satu kali seumur hidupnya, ia tidak akan masuk neraka. Sebagian ulama Maroko mengatakan, bahwa shalawat ini turun ke atasnya dalam satu sahifah dari Allah. Ada pula yang mengatakan bahwa, satu kali shalawat ini menyamai sepuluh ribu-bahkan ada yang menyatakan pula enamratus ribu–shalawat lainnya.
Barangsiapa yang men-dawam-kan (membiasakan secara rutin) membacanya selama empat puluh hari, Allah akan mengampuninya dari segala dosanya. Barangsiapa yang membacanya sebanyak seribu kali pada malam Kamis, Jumat atau Senin, ia akan berkumpul dengan Nabi Saw. Akan tetapi, sebelumnya hendaklah ia melakukan salat sunnah empat rakaat: Pada rakaat pertama ia membaca Surah Al-Fâtihah dan Al-Qadr. Pada rakaat kedua sesudah Al-Fâtihah ia membaca Surah Al-Zalzalah. Pada rakaat ketiga sesudah Al-Fâtihah ia membaca Surah Al-Kafirun. Pada rakaat keempat sesudah Al-Fâtihah ia membaca Surah Al-Mu’awwidzatayn (surah Al-Falaq dan Al-Nâs). Hendaklah ia membakar kemenyan Arab ketika membaca shalawat tersebut.

Penjelasan:
Sayyid Ahmad Al-Sakhâwî, dengan menukil dari ulama lainnya mengatakan bahwa shalawat tersebut di atas me-nyamai 600,000 shalawat lainnya. Shalawat ini dikenal dengan sebutan, “Shalawat Kebahagiaan”.
Sedangkan Syaikh Dahlan memberikan komentamya, “Shalawat ini merupakan sighat shalawat yang sempurna. Orang yang membacanya secara rutin tiap-tiap hari Jumat sebanyak seribu kali akan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat.”

Penjelasan:
Shalawat ini dikenal di kalangan ahli tarekat sebagai shalawat “Kamaliyah”. Mereka telah memilih shalawat tersebut sebagai wirid karena pahalanya yang tidak terhingga.
Ada yang menyatakan bahwa shalawat ini menyamai pahala 14.000 shalawat lainnya.

Penjelasan:
Tentang shalawat ini, ada yang mengatakan bahwa Nabi Saw. bershalawat atas dirinya dengan shalawat tersebut.

Penjelasan:
Shalawat ini diterima oleh Maulana Syaikh Al-Hindi dari Nabi Saw. Di antara keistimewaannya adalah: jika Anda membacanya secara rutin, Anda akan memperoleh ilmu dan rahasia langsung dari Nabi Saw.

Penjelasan:
Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan “shalawat Tafrijiyah”. Tentang shalawat ini, Imam Al-Qurthubi me-nuturkan bahwa, barangangsiapa yang membacanya secara rutin setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih, Allah akan melenyapkan kecemasan dan kesusahan-nya, menghilangkan kesulitan dan penyakitnya, memudah-kan urusannya, menerangi hatinya, meninggikan kedudukannya, memperbaiki keadaannya, meluaskan rezeki-nya, dan membukakan baginya segala pintu kebaikan, dan lain-lain.

Ya Allah berkatilah Muhammad–hamba dan rasul-Mu serta Nabi yang ummi; jugakeluarga dan para isterinya, ibu kaum Mukmin serta keturunan dan Ahli Baitnya– se-bagaimana Engkautelah memberkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Di alam raya ini sesungnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”
Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari hadis yang sahih.


Limpahkanlah pula shalawat, berkah, dan rahmat atas kami bersama mereka, dengan shalauwat-Mu yang paling utama dan berkah-Mu yang paling suci; selama orang-orang yang ingat menyebut nama-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan-Mu; sebanyak jumlah yang genap dan yang ganjil; sebanyak jumlah kalimat-Mu yang sem-purna dan diberkahi; dan sebanyak jumlah makhluk-Mu, keridhaan diri-Mu, perhiasan arsy-Mu, dan tintakalimat-Mu–shalawat yang kekal sekekal diri-Mu.
Ya Allah, bangkitkanlah dia pada Hari Kiamat kelak pada derajat kedudukan yang terpuji, yang diinginkan oleh orang-orang dulu maupun orang-orang setelahnya; tem-patkanlah dia pada tempat yang dekat dengan-Mu pada Hari Kiamat; perkenankanlah syafaatnya yang besar; angkatlah derajatnya yang tinggi; dan berikanlah ke-padanya semua permintaannya di akhirat dan di dunia, sebagaimana yang telah Engkau berikan kepada Ibrahim dan Musa.
Ya Allah, jadikanlah kecintaannya di dalam kalangan mereka yang disucikan, kasih-sayangnya di kalangan mereka yang didekatkan, dan sebutannya di dalam ka-langan mereka yang ditinggikan. Berikanlah pahala yang setimpal kepadanya dari kami sesuai dengan haknya, dengan sebaik-baik pahala yang Engkau berikan kepada para Nabi dan umatnya. Berikanlah kebaikan kepada semua nabi. Shalawat dari Allah dan kaum Mukmin senantiasa terlimpah kepada Muhammad, Nabi yang ummi. Salam sejahtera tercurah atasmu, duhai Baginda Nabi, serta rahmat Allah, berkah-Nya, ampunan-Nya, dan keridhaan-Nya.
Ya Allah, sampaikanlah salam kami kepadanya, balaslah salam kami olehnya, tetapkanlah pada umat dan ke-turunannya amal perbuatan yang akan menyenangkan hatinya. Duhai Tuhan semesta alam.”
Penjelasan:
Shalawat ini adalah shalawat yang dikumpulkan oleh Al-Hâfizh Al-Sakhâwî di dalam kitab Al-Qawl al-Badî’. Disebutkan pula oleh Ibn Al-Hajar di dalam Al-Durr al-Mandhûdh bahwa ia menghim pun segala lafal yang diriwayatkan.

Penjelasan:
Shalawat ini disebutkan oleh Syaikh Al-Dayrabi di dalam Mujarrabat-nya. Ia termasuk sighat yang sangat bagus sekali untuk memberi shalawat kepada Nabi Saw.
Ada yang berpendapat bahwa orang yang membacanya secara rutin selama sepuluh malam, tiap-tiap malam sebanyak seratus kali, pada saat hendak berbaring tidur di tempat tidurnya, sambil menghadap kiblat dan dalam keadaan suci yang sempurna, akan bermimpi melihat Nabi Saw.

Penjelasan:
Shalawat ini disebutkan oleh pengarang kitab Bughyah al-Mustarsidîn, Mufti Hadramaut, Sayyid Syarif ‘Abdurrahman bin Muhammad Ba’alawi.
Di antara faedah shalawat ini disebutkan diungkapkan oleh Quthb Al-Baddad. la mengatakan bahwa yang menjadikan seseorang meninggal dunia dalam keadaan baik (khusnul khâtimah) adalah jika tiap-tiap selesai mengerjakan salat maghrib ia mengucapkan, “Astaghfirullâh alladzî lâ ilâha illâ huwa al-hayy al-qayyûm, alladzî lâ yamûtu wa atûbu ilayh, rabbigh-firlî,” kemudian diikuti oleh pembacaan shalawat di atas. Barangsiapa yang membaca kalimat-kalimat di atas sebelum berbicara tentang yang lainnya, niscaya ia akan meninggal dalam keadaan beriman.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan umat terdahulu, dan limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sampai Hari Kiamat.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada ruh Muhammad di dalam alam ruh, limpahkanlah shalawat kepada jasadnya di dalam alam jasad, dan limpahkanlah kepada kuburnya di dalam alam kubur, jadikanlah semulia-mulia shalawat-Mu, setinggi-tinggi berkah-Mu, selembut-lembut kasih sayang-Mu dan ridha-Mu kepada Muhammad-hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, serta berikanlah kesejahteraan yang banyak kepadanya.”
Penjelasan:
Shalawat tersebut di atas dikemukakan oleh lmam Al-’Ârif Syihabuddin Ahmad Al-Suhrawardi di dalam kitabnya, ‘Awârif al-Ma’ârif; telah pula dikemukakan oleh Syaikh Nabhay di dalam kitabnya, Afdhal al-Shalawâti ‘an-Sayyidi al-Sâdâti, yang di dalamnya diterangkan banyak sekali faedah untuk masing-masing bagian darinya.
Diriwayatkan dari Al-Faqih Al-Shâlih ‘Umar bin Sa’id bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat tersebut setiap hari 33 kali, Allah akan membukakan baginya (pintu) antara kuburnya dan kuburku.”

Penjelasan:
Shalawat di atas bersumber dari Imam ‘Alî bin Abî Thalib k.w., kemudian diwartakan oleh Abû Mûsâ Al-Madînî r.a.

Penjelasan:
Shalawat ini adalah shalawat Sayyidah Fathimah Al-Zahra’. Pengarang kitab Al-Ibrîz, Sayyid ‘Abdul ‘Azîz Al-Dabbâgh, telah banyak membicarakan shalawat ini di dalam kitabnya tersebut. Yang ingin mengetahui tentang shalawat ini secara lebih luas dapat meneliti kitab tersebut.

Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari sahabat ‘Abdullah bin Abbas r.a. Dan dikemukakan oleh Abû Mûsâ Al-Madînî r.a.

Penjelasan:
Shalawat ini dikemukakan di dalam kitab Al-Syifâ’ dari Hasan Al-Bashri. Beliau berkata, “Barangsiapa yang ingin minum dari piala dengan minuman telaga Rasulullah Saw., hendaklah ia membaca shalawat itu.”

Penjelasan:
Shalawat di atas bersumber dari Imam Al-Syâfi’i r.a. Dan mempunyai penyempurnaan di dalam Al-Risâlah oleh Imam Al-Syâfi’i. Shalawat ini banyak sekali faedahnya, terutama bila dibaca sesudah membacaa Shalawat Nurul Qiyâmah, Yaitu shalawat nomor 16.

Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari Sayyidi Abu Thahir bin Sayyid ‘Alî Wafâ’.

deras dan selama orang-orang berdosa mendapat uluran kemurahan. Semoga Allah melimpahkan kepadanya salam sejahtera, kehormatan, dan kemuliaan.”
Penjelasan:
Shalawat di atas bersumber dari Sayyid Al-Faklhani, pengarang kitab Al-Fajr Al-Munîr fî Al-Shalâh ‘ala Al-Basyîr Al-Nadzîr.


Penjelasan:
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya (no.40) ada di dalam kitab Masâlik al-Hunafâ. Tentang shalawat ini, Imam Al-Ghazali, mengutip perkataan Al-Qastalani, mengatakan, “Kedua shalawat ini dibaca bersama shalawat no.32 supaya mendapatkan keutamaan yang tidak terhingga.”


Penjelasan:
Shalawat ini dan shalawat sebelumnya (No.42) dikemukakan oleh Al-Qastalani di dalam kitab Masâlik al-Hunafâ’. Beliau menghimpun sepuluh shalawat yang tidak dinisbahkan kepada seorangpun.
Sumber http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/12/2/pustaka-180.html
Posted by
cangkruk mania
0
comments
Subscribe to:
Posts (Atom)