Kemarin saya melakukan tes darah untuk menambah diagnosis terhadap penyebab suka marah-marah hipertensi saya. April tahun 2007 yang lalu, ketika tekanan darah saya mencapai 160/110, semua indikator berada dalam tingkat normal. Dokter mengatakan bahwa naiknya tekanan darah saya bukan diakibatkan oleh sesuatu dari dalam tubuh saya. Mungkin ada lelembut bawa pompa dan memaksa jantung saya memompa darah kuat-kuat dengan volume darah sebanyak-banyaknya. Halah… omongan ngawur!
Hasil tes darah kemarin adalah:
- Trigliserida tinggi (kalau tidak salah 189, normalnya <>
- Asam urat (uric acid) tinggi. Kadar asam urat saya 9,5 padahal seharusnya <>
- Kekentalan darah meningkat
Tekanan darah saya Senin kemarin adalah 160/90 dan 150/90. Dokter mengukur dua kali dengan selang waktu sekitar lima menit.
Saya diberi:
- Captopril 12,5mg untuk tekanan darah saya
- Zuloric 100mg untuk asam urat saya
- Therodon untuk memusnahkan sakit kepala saya. Yang ini hanya diminum jika sakit kepala.
Senin (21/4) lalu saya mengalami vertigo. Kepala buyer nggak karuan. Semua benda saya rasakan berputar hebat sehingga saya tidak mampu menangkat kepala. Bahkan membuka mata pun rasanya seperti teror yang dilakukan oleh Bush dalam memporak-porandakan Irak. Senin – Kamis minggu lalu saya tidak ngantor.
Saya mendapati bahwa diri saya sudah masuk ke dalam sebuah era baru. Era di mana asam urat dan trigliserida saya melebihin normal. Sungguh di luar dugaan saya karena saya merasa sudah menjaga pola makan saya. Sudah lama saya menghindari makan jeroan semua binatang. Namun ternyata jeroan saja tidak cukup. Karena tahun lalu asam urat saya berada pada tingkat “desireable“, saya tidak berpantang pada melinjo dan daunnya, bayam, brokoli, buncis, daun singkong, dan sayuran-sayuran berwarna hijau tua lainnya. Saya hanya berpantang makan daging kambing banyak-banyak. Hehehe… kalau ada yang mau mentraktir sop kambing saya masih menerima. Eh… tidak tahunya asam urat saya tahun ini tinggi.
Selama ini saya memandang sebelah mata pada trigliserida. Tidak tahunya, stroke berkaitan dengan tingginya kadar trigliserida. Waks… Bukan hanya itu, kalau sampai terjadi dislipidemia atau kelainan metabolisme lemak, bukan hanya stroke saja yang mengancam melainkan juga PSK eh, PJK, alias Penyakit Jantung Koroner. Sobat saya di Bali, Komang Arya, pada usianya yang baru 33 tahun telah terkena PJK. Kemarin dokter meminta saya agar mulai berhati-hati dan menyarankan saya mengambil paket medical check-up yang mengarah ke jantung dan ginjal.
Sudah pasti saya harus mengurangi konsumsi lemak apabila ingin mengurangi risiko PJK. Lagipula saya memang sudah kelebihan berat badan. Dengan TB hanya 163cm saya memiliki BB 80kg. Benar-benar tidak tahu diri. Mentang-mentang sudah beristri badan tidak dijaga agar tidak selangsing Caplang. Huh, daripada selangsing Caplang, mending dikasih TB setinggi homok satu ini.
“Jagalah sehatmu sebelum datang sakitmu.”
Sehat memang suatu berkah yang tidak dapat diperkirakan nilainya. Menjaga kesehatan sangat murah tetapi kadang-kadang kita memilih yang mahal-mahal dan melupakan betapa murahnya biaya menjaga pola hidup sehat plus olahraga sehingga pada akhirnya kita baru sadar ketika biaya sehat sudah menjadi sangat mahal karena penyakit-penyakit yang kita derita. Soal hipertensi, keluarga saya memang ahlinya. Kakek (dari bapak), bapak dan abang saya semuanya hipertensi. Saya juga ternyata tidak lepas dari garis keturunan penderita hipertensi. Kakek meninggal karena stroke. Kalau PJK, bisa jadi Bu Lik saya (adik Bapak saya, satu bapak lain ibu) terkena serangan jantung waktu meninggal. Beliau meninggal mendadak begitu selesai melayani Pak Lik makan siang. Orang-orang kampung mengatakan mereka yang meninggal mendadak sebagai terkena masuk angin duduk yang sejatinya bisa saja karena serangan jantung.
Teman saya menganjurkan saya untuk bekam. Ada pula yang menganjurkan produk-produk MLM untuk dikonsumsi. Waduh… Saya tentu saja ingin kembali menormalkan semua hal dalam tubuh saya. Makan buah merupakan hobi saya karena buah-buahan membuat saya sehat walaupun ternyata makan buah saja juga tidak cukup. Apakah Sampeyan punya saran mengenai cara untuk menurunkan asam urat dan trigliserida?
0 comments:
Post a Comment