Anda tidak suka ziarah kubur? Itu maklum, karena anda tidak senang kepada Nabi SAW yang memerintahkan : Kuntu nahaitukum `an ziyaaratil qubuuri, alaa fazuuruuha (dulu aku melarang kalian berziarah kubur, tetapi kini berziarah kuburlah. HR. Muslim)
Berziarah kubur ternyata bukan amalan yang baru dilaksanakan oleh umat Islam dewasa ini. Tetapi ziarah kubur sudah diperintahkan oleh Nabi SAW, tentunya di saat beliau SAW masih hidup berdampingan dengan para shahabat.
Karena itu banyak riwayat hadits yang menerangkan betapa dianjurkannya ummat Islam untuk menziarahi kuburan sesama muslim. Baik itu kuburan para kerabat, handai taulan, tetangga dan teman, apalagi berziarah ke makam Nabi SAW dan para shalihin, tentu lebih sangat dianjurkan oleh syariat. Karena berziarah kubur dengan mendoakan mayyit yang berada di dalam kuburan itu, dapat mengingatkan seseorang agar selalu ingat kehidupan akheratnya kelak.
* Anda tidak senang membaca shalawat dan pujian kepada Nabi SAW? Ya sangat dimaklumi, karena anda tidak senang kepada Nabi SAW dan anda tidak pernah tahu sejarah bagaimana para penyair di kalangan shahabat semisal Hassan bin Tsabit saat mengubah syair-syair pujian kepada Nabi SAW dengan bahasa-bahasa yang indah sebagai makna shalawat kepada Nabi SAW.
Sejarah juga mencatat, bahwa Nabi SAW menyenangi apa yang dipersembahkan oleh Shahabat Hassan bin Tsabit itu, dan beliau SAW bahkan menugaskan Hassan bin Tsabit untuk menggubah syair-syair perjuangan, demi memotivasi para pejuang Islam dari kalangan para Shahabat.
* Anda tidak senang meng-haul-i (berdoa setiap tahun) untuk keluarga muslim? Ya sangat dimaklumi, karena anda sangat sulit memahami bahwa Nabi SAW dalam banyak riwayat yang dinukil dalam kitab-Kitab hadits : ternyata `alaa raksi haulin (setiap tahun=haul) beliau SAW berziarah kepada makam para syuhada dan membacakan doa untuk para syuhada Baqi` dan Uhud itu (HR. Baihaqi).
Jadi Nabi SAW berkenan untuk menghauli para shahabat yang telah mendahului beliau mengadap Allah, dengan cara mendoakan mereka pada setiap tahunnya. Inilah salah satu landasan ummat Islam dalam kegiatan menghauli sanak familinya yang terlebih dahulu dipanggil oleh Allah
Bahkan Nabi SAW setiap kali berziarah ke makam Uhud, beliau SAW mengucapkan salam khusus kepada pamanda beliau SAW, yaitu Sayyidina Hamzah : .Salaamun `alaikum bimaa shabartum fini`ma uqbad daar.
* Anda tidak senang ikut dzikir berjamaah, sangatlah maklum karena ada tidak pernah memahami Hadits Qudsi, Allah berfirman yang artinya: Barang siapa yang menyebut (berdzikir) kepada-Ku dalam kelompok yang besar (berjamaah), maka Aku (Allah) akan menyebut (membanggakan) nya dalam kelompok (malaikat) yang lebih besar (banyak) pula (HR. Bukhari-Muslim)
Jika telah apriori terhadap hadits riwayat Bukhari-Muslim, lantas riwayat hadits mana lagi yang akan anda pergunakan untuk menolak amalan warga Ahlus sunnah wal jamaah ini ?
Ayo, kembalilah kepada pemahaman Ulama Salaf Ahlussunnah wal Jamaah dalam menjalani kehidupan beragama, agar mendapatkan keberkahan hidup dari Allah, dan selamat dalam menjalani hidup di dunia hingga akherat nanti.
http://pondokhabib.wordpress.com/2010/04/06/dalil-shalawatan-%E2%80%93-haul-%E2%80%93-dzikir-jamaah-%E2%80%93-ziarah-kubur-2/
Karena itu banyak riwayat hadits yang menerangkan betapa dianjurkannya ummat Islam untuk menziarahi kuburan sesama muslim. Baik itu kuburan para kerabat, handai taulan, tetangga dan teman, apalagi berziarah ke makam Nabi SAW dan para shalihin, tentu lebih sangat dianjurkan oleh syariat. Karena berziarah kubur dengan mendoakan mayyit yang berada di dalam kuburan itu, dapat mengingatkan seseorang agar selalu ingat kehidupan akheratnya kelak.
* Anda tidak senang membaca shalawat dan pujian kepada Nabi SAW? Ya sangat dimaklumi, karena anda tidak senang kepada Nabi SAW dan anda tidak pernah tahu sejarah bagaimana para penyair di kalangan shahabat semisal Hassan bin Tsabit saat mengubah syair-syair pujian kepada Nabi SAW dengan bahasa-bahasa yang indah sebagai makna shalawat kepada Nabi SAW.
Sejarah juga mencatat, bahwa Nabi SAW menyenangi apa yang dipersembahkan oleh Shahabat Hassan bin Tsabit itu, dan beliau SAW bahkan menugaskan Hassan bin Tsabit untuk menggubah syair-syair perjuangan, demi memotivasi para pejuang Islam dari kalangan para Shahabat.
* Anda tidak senang meng-haul-i (berdoa setiap tahun) untuk keluarga muslim? Ya sangat dimaklumi, karena anda sangat sulit memahami bahwa Nabi SAW dalam banyak riwayat yang dinukil dalam kitab-Kitab hadits : ternyata `alaa raksi haulin (setiap tahun=haul) beliau SAW berziarah kepada makam para syuhada dan membacakan doa untuk para syuhada Baqi` dan Uhud itu (HR. Baihaqi).
Jadi Nabi SAW berkenan untuk menghauli para shahabat yang telah mendahului beliau mengadap Allah, dengan cara mendoakan mereka pada setiap tahunnya. Inilah salah satu landasan ummat Islam dalam kegiatan menghauli sanak familinya yang terlebih dahulu dipanggil oleh Allah
Bahkan Nabi SAW setiap kali berziarah ke makam Uhud, beliau SAW mengucapkan salam khusus kepada pamanda beliau SAW, yaitu Sayyidina Hamzah : .Salaamun `alaikum bimaa shabartum fini`ma uqbad daar.
* Anda tidak senang ikut dzikir berjamaah, sangatlah maklum karena ada tidak pernah memahami Hadits Qudsi, Allah berfirman yang artinya: Barang siapa yang menyebut (berdzikir) kepada-Ku dalam kelompok yang besar (berjamaah), maka Aku (Allah) akan menyebut (membanggakan) nya dalam kelompok (malaikat) yang lebih besar (banyak) pula (HR. Bukhari-Muslim)
Jika telah apriori terhadap hadits riwayat Bukhari-Muslim, lantas riwayat hadits mana lagi yang akan anda pergunakan untuk menolak amalan warga Ahlus sunnah wal jamaah ini ?
Ayo, kembalilah kepada pemahaman Ulama Salaf Ahlussunnah wal Jamaah dalam menjalani kehidupan beragama, agar mendapatkan keberkahan hidup dari Allah, dan selamat dalam menjalani hidup di dunia hingga akherat nanti.
http://pondokhabib.wordpress.com/2010/04/06/dalil-shalawatan-%E2%80%93-haul-%E2%80%93-dzikir-jamaah-%E2%80%93-ziarah-kubur-2/
0 comments:
Post a Comment